dc.description.abstract | Bell’s palsy merupakan diagnosis klinis yang ditandai paralisis nervus facialis perifer. Insidensi pada
perempuan dan laki-laki sama, meningkat sedikit pada usia dewasa muda. Manifestasi klinis Bell’s palsy bervariasi
tergantung diagnosis topisnya. Kelumpuhan wajah unilateral pada wajah dan dapat disertai dengan nyeri mastoid,
nyeri telinga, gangguan rasa pada lidah serta hiperakusis.Tujuan dari laporan kasus ini adalah melaporkan kasus
Bell’s Palsy dan terapinya. Ilustrasi Kasus : Seorang perempuan berusia 58 tahun datang keluhan wajah merot.
Keluhan berlangsung tiba-tiba saat berkumur satu hari sebelumnya. Telinga kiri mendengar lebih keras daripada
telinga kanan. Sebelumnya penderita tidur di lantai dan menggunakan kipas angin. Pemeriksaan fisik neurologis
didapatkan parese nervus facialis sinistra lower motor neuron. Pemerikaan elektromiografi (EMG) didapatkan lesi
axonal demielinating nervus facialis kiri, UGO Fish score 34 dan Hause brackman derajat III (sedang-berat).
Penderita diberikan pengobatan berupa prednison 2 x 25 mg (5 hari pertama), tapp off (2 x 20 mg, 2 x 15 mg, 2 x 10
mg, 2 x 5 mg, 2 x 2,5 mg), mecobalamin 2 x 500 mcg dan cendo littre 2 x gtt II. Simpulan dari ilustrasi kasus diatas
adalah pemberian kortikosteroid pada Bell’s Palsy sebesar 1 mg/kgBB pada fase akut dan dilakukan tappering off
setiap 5 hari. | id_ID |