Pengaruh Pola Perilaku Civitas Sekolah Unifikasi terhadap Standar Program Ruang
Abstract
Perkembangan dibidang ilmu pendidikan saat ini sangatlah pesat, hal ini
dibuktikan dengan munculnya jurusan-jurusan baru hingga banyak
sekolah dengan model kejuruan seperti yang telah dicetuskan oleh Agus
Purwanto yaitu SMA Trensains Sragen. Trensains merupakan pesantren
dengan sekolah berkurikulum unifikasi, yang memiliki karakter kuat dalam
integrasi sains islam dan menjadi terobosan baru pendidikan islam di
Indonesia bahkan di dunia, ayat kauniyah menjadi pedoman dasar
merujuk pada ilmu sains kealaman dengan fokus ilmu semesta .Karena
nantinya akan banyak sekolah sejenis yang muncul mengingat
perkembangan jaman berjalan wujud korelasi dari kompleksnya ilmu
pengetahuan yang akan terus meningkat. Dengan beragam kegiatan di
dalam proses pembelajaran, SMA Trensains memiliki kebutuhan ruang
yang tentunya berbeda dengan sekolah konvensional lain. Hal ini
berpengaruh terhadap idealnya kebutuhan ruang yang ditimbulkan dari
kegiatan civitas. Metode kualitatif digunakan dengan cara melakukan
interview dan survei lapangan untuk memperoleh data. Hasil yang
didapatkan adalah SMA Trensains membutuhkan ruang lebih pada
kegiatan kepesantrenan khususnya riset dan observasi sebagai kegiatan
yang menjadi ciri khas dari kurikulum unifikasi. Agar seluruh santri dapat
melaksanakan kegiatan tersebut SMA Trensains menyediakan ruang
sesuai dengan kebutuhan dan membentuk organisasi ruang yang
menciptakan beberapa titik temu antara ikhwan dan akhwat yang tentu
hal ini tidak dapat ditemui pada pesantren tradisional.