dc.identifier.citation | Anonim, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta Purnomo, M., 2008, Diktat Mata Kuliah Struktur Beton 2. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Semarang, Semarang. SK-SNI-S-04-1989-F, 1989, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, Jakarta, Departemen Pekerjaan Umum, Yayasan LPMB. SNI 03-1970-1990, 1990, Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus, BSN. SNI 03-1968-1990 1, Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar. SNI 03-4804-1998, Metode Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara dalam Agregat. Suroso. Hery, 2006, Buku Ajar Teknologi Beton, Universitas Negeri Semarang, Semarang. | id_ID |
dc.description.abstract | Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan
pengikat semen, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Beton yang di tekan dengan gaya (P) maka akan memampat/memendek sehingga luas
penampang menjadi membesar. Beton yang terkurung (confined concrete) mempunyai kuat
tekan (fc) dan regangan (ε) yang lebih baik dibandingkan beton yang tidak terkurung
(unconfined concrete). Kuat tekan pada beton yang berada di dalam sengkang spiral lebih besar
dibandingkan dengan kuat tekan beton berada di luar sengkang spiral sehingga sengkang
mempunyai pengaruh terhadap kuat tekan beton. Benda uji yang akan mengalami perbaikan
beton berupa silinder beton diameter 10 cm, tinggi 20 cm. Metode yang digunakan adalah
dengan cara menambahkan selimut mortar setebal 2,5 cm, campuran pasir banding semen 1 : 3
dan Fas 1,0. Jumlah benda uji terdiri dari 1 buah tanpa sengkang spiral, 2 buah jarak spiral 1
cm, 2 buah jarak spiral 3 cm dan 2 buah jarak spiral 5 cm sehinggan total 7 buah. Hasil
penelitian ini yaitu semakin rapat jarak spiral maka semakin besar kuat tekannya. | id_ID |