dc.identifier.citation | Asdak C., 1995, Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jilid II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Badan Informasi Geospasial, 2014, Data Demnas Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur, Jakarta Bambang Triatmodjo, 2009, Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta Chow V.T., Maidment D.R., Mays L. W., 1988, Applied Hydrology, Mc. Graw – Hill Book Company, Singapore Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Kartanegara, 2013, Dokumen Pelaksaanaan Pembangunan Irigasi Modern Tenggarong Seberang Tahap 2, Tenggarong Dinas Tata Ruang Kota dan Pertanahan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2013, Dokumen Peta Tematik Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong Doddy Rinaldi, 2011, Kajian Pengaruh Erosi Lahan Terhadap Sedimentasi Waduk Cirata Jawa Barat, Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Fadiah, 2014, Kajian Erosi Lahan Terhadap Sedimentasi Waduk Bili – bili Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Jurusan Teknik Sipil Dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM, 2013, Pedoman Penulisan Tugas Akhir Dan Tesis, Yogyakarta Markus Tahya, 2014, Pengendalian Erosi Lahan Dan Sedimen Di Daerah Aliran Sungai Matakabo, Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Suripin, 2002, Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air, Andi, Yogyakarta | id_ID |
dc.description.abstract | Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu penyangga kebutuhan pangan di
Kalimantan Timur. Sebagian sumber air irigasi berasal dari air hujan yang tertampung di lahan
bekas galian tambang batubara berupa embung yang mempunyai kapasitas tertentu. Salah
satunya adalah Embung Bukit Raya 1b dengan luas 9,6 ha, volume tampungan 928.222 m3,
volume tampungan mati (dead storage) 343.980 m3 dan melayani daerah irigasi seluas 334,46 ha,
Embung Bukit Raya 1b mulai dioperasikan di awal tahun 2013. Permasalahan umum yang biasa
dialami embung adalah besar sedimentasi yang menyebabkan tingkat ketersediaan air embung
lama – lama berkurang, namun karena di Embung Bukit Raya 1b tidak tersedia data sedimentasi
terukur, maka besar sedimentasi yang bisa dihitung adalah potensinya saja. Melalui pengamatan
langsung di lapangan, indikasi adanya sedimentasi mulai terlihat, yaitu luas genangan berkurang,
muncul beberapa titik gundukan tanah di kaki tebing ataupun tanggul Embung Bukit Raya 1b.
Cara menghitung besar potensi sedimentasi digunakan pendekatan Metode USLE dan MUSLE.
Besar potensi sedimentasi diperoleh dari hasil perhitungan erosi tanggul ataupun tebing embung
yang masuk ke dalam embung. Daerah tangkapan air (catchment area) diperoleh dengan cara
mengolah data DEM dari Badan Informasi Geospasial 2014 menjadi peta topografi
menggunakan Arc – Gis. Data curah hujan yang digunakan sebanyak 7 tahun mulai tahun 2013 –
2019. Hasil hitungan berdasarkan Metode USLE diperoleh besar erosi selama rata – rata satu
tahun sebesar 17.312,603 m3/tahun, sedimentasi diperoleh dari besar erosi dikalikan nilai
Sediment Delivery Ratio (SDR) 47,765 %. Hasil perhitungan menunjukkan besar potensi
sedimentasi rata – rata pertahun adalah sebesar 8.269,453 m3/tahun yang menyebabkan umur
operasi embung paling lama 42 tahun jika tidak ada pemeliharaan sama sekali. Hasil hitungan
menurut Metode MUSLE, besar potensi sedimentasi dengan kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100
tahun adalah sebesar 19.777,433 m3; 26.257,524 m3; 30.467,198 m3; 35.717,971 m3, 39.581,333
m3, dan 43.429,729 m3 secara berturut-turut, jika tidak ada pemeliharaan sama sekali, umur
layanan embung di saat kala ulang 50 tahun sudah tidak bisa dioperasikan lagi. | id_ID |