dc.identifier.citation | Darajat, A. R., 2018, Analisis Efisiensi Saluran Irigasi di Daerah Irigasi Boro Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah, Tesis, Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Direktorat Jendral Sumber Daya Air, 2013, KP-01, Standar Perencanaan Irigasi. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Direktorat Jendral Sumber Daya Air, 2013, KP-03, Standar Perencanaan Irigasi. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Ramadhan F., dan Taringan, A. P. M., 2013, Evaluasi Kinerja Saluran Jaringan Irigasi Jeuram Kabupaten Nagan Raya, Jurnal Teknik Sipil Usu, No.3, Vol. 2, https://jurnal.usu.ac.id/index. php/jts/article/view/5634. Umar, F., 2007, Kajian Pengelolaan Air Irigasi Bendung Pijenan, Forum Teknik Sipil. No. XVII/2- Mei 2007. PT Gracia Widyakarsa, 2018, Peningkatan Bangunan Pengambilan dan Jaringan Irigasi DI Kamijoro di Kabupaten Bantul, Laporan Akhir Pekerjaan, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak, Yogyakarta. Soekrasno, 2015, Sebelas Syarat Penentuan Lokasi Bendung Irigasi, Jurnal Irigasi, No. 1, Vol. 10, http://jurnalirigasi_pusair.pu.go.id/index.php/jurnal_irigasi/article/view/33. | id_ID |
dc.description.abstract | Bendung Kamijoro yang terletak di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
selesai dibangun pada Desember 2018. Bendung tersebut direncanakan menjadi sumber air
irigasi utama Daerah Irigasi (DI) Kamijoro seluas 2006 hektar yang sebelumnya mendapat air
irigasi dari Bendung Pijenan. Sumber air Bendung Kamijoro adalah Sungai Progo yang
memiliki debit cukup besar sepanjang tahun. Namun, setelah setahun beroperasi, daerah irigasi
hilir masih mengalami kekurangan air pada Musim Tanam III. Sehingga, perlu dilakukan
evaluasi untuk mengetahui sumber permasalahan dan menentukan solusi untuk mengatasinya.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis keseimbangan air, analisis kondisi, dan analisis efisiensi
saluran irigasi. Hasil analisis keseimbangan air DI Kamijoro menunjukkan ketersediaan air di
Sungai Progo selalu lebih besar dari kebutuhan irigasi DI Kamijoro. Namun, pengamatan
lapangan menunjukkan banyak pengambilan liar air irigasi dengan pompa dan lubang sadap.
Selain itu, kondisi saluran irigasi banyak mengalami kerusakan, serta terdapat sedimentasi tepat
di hulu pintu pengambilan dan di sepanjang saluran. Akibatnya efisiensi saluran menjadi rendah
59.33%, lebih rendah dari yang disyaratkan KP-03 yaitu 90%. Karena masalah sedimentasi di
hulu pintu pengambilan, sumber irigasi utama tetap mengambil dari Bendung Pijenan. Solusi
yang dapat dilakukan yaitu melakukan rehabilitasi saluran, perbaikan sungai, serta penertiban
sadap dan pompa liar. | id_ID |