DESENTRALISASI PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI DAERAH (STUDI KASUS SMP DAN SMA SWASTA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009)
Abstract
Otonomi dimaksudkan agar sekolah mempunyai kebebasan yang
lebih dalm mengatur diri, pengembangan potensi, meningkatkan
kinerja personel untuk membuka diri lebih luas terhadap partisipasi
masyarakat atau steak holder. Hal tersebut masih menjadi permasalahan
bagi sekolah kecil maupun besar, terutama berkaitan dengan
input siswa, yang pada kenyataannya keputusan mereka memilih
sekolah (second choise), partisipasi masyarakat, peran komite
sekolah dan tuntutan bagi guru untuk mengajar 24 jam/minggu.
Penelitian ini akan meneliti tentang rekruitmen dan penentuan
kwalitas guru, kesejahteraan, rasio antara guru dan jumlah kelas
serta pembinaan supervise guru di SMP dan SMA Swasta di Sukoharjo.
Proporsi kewenangan sekolah dalam memanaj pengembangan
Sumber Daya Manusia untuk meningkatkan kwalitas proses belajar
mengajar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
lapangan dengan metode pendekatan kualitatif.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa manajemen sekolah SMP
dan SMA Swasta di Sukoharjo dilakukan oleh sekolah dan yayasan
mengenai hal-hal yang terkait dengan rekruitmen penentuan kualifikasi
guru, kesejahteraan, rasio guru dan jumlah kelas, supervise,
pembinaan guru dan sarana dan prasarana, hal bergantung penuholeh kebijakan sekolah. Sedangkan kewenangan yang lebih besar
dalam pengembangan Sumber Daya Manusia sepenuhnya ditangahi
oleh Sekolah, di samping ada supervisor yayasan dan PEMDA.
Sekolah swasta yang diteliti memiliki proporsi yang maksimal dalam
memanaj Sumber Daya Manusia, hal ini dapat dilihat dari peran
sekolah dalam perekrutan dan pembinaan serta pemenuhan kesejahteraan
guru.