Sekolah Adiwiyata untuk Menumbuhkan Perilaku Green Consumption pada Warga Sekolah SMP Negeri 1 Wajak
View/ Open
Date
2020-07Author
Nada, Hana Naqiyya
Fajarningsih, Rhina Uchyani
Astirin, Okid Parama
Metadata
Show full item recordAbstract
Manusia cenderung lalai bahwa mereka berkontribusi sebagai penghasil limbah dari apa yang dikonsumsi sehari-hari. Konsumen yang tahu dan peduli terhadap konsekuensi pada lingkungan akan memilih bahan ramah lingkungan serta lebih bijak dalam berperilaku konsumsi. Pendidikan merupakan faktor yang sangat signifikan dalam mempengaruhi perilaku konsumsi berwawasan lingkungan atau yang disebut “Green Consumption”. Sekolah Adiwiyata menerapkan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) yang mencakup pembelajaran terkait konservasi air, konservasi energi, kebersihan dan pengelolaan sampah. Sekolah Adiwiyata diharapkan menjadi stimulus yang tepat dalam menumbuhkan perilaku “Green Consumption” pada warga sekolah. Penelitian bertujuan untuk menganalisis efektifitas Sekolah Adiwiyata terhadap perilaku “Green Consumption” warga sekolah SMP Negeri 1 Wajak sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri. Selain itu, mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan sekolah untuk menumbuhkan perilaku “Green Consumption”. Pengambilan data penelitian menggunakan purposive sampling dengan melibatkan 10% dari keseluruhan siswa, guru serta tenaga pendidik sebagai responden. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan efektifitas dilihat dari Tingkat Capaian Responden (TCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas sekolah adiwiyata dalam menumbuhkan perilaku “Green Consumption” berada dalam kriteria cukup efektif dengan tingkat capaian 77,82%. Temuan menunjukkan bahwa pembelajaran dan pembiasaan kegiatan di sekolah berpengaruh terhadap perilaku konsumsi warga sekolah sehari-hari. Warga sekolah terbiasa dengan kantin sehat sehingga lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan makanan saat di rumah atau di luar sekolah. Warga sekolah sadar akan pentingnya menghemat energi seperti listrik dan air serta paham dengan dampak pada lingkungan. Pengelolaan sampah organik dengan biopori dan pengomposan sedangkan sampah anorganik relatif sedikit karena sekolah bebas sampah plastik. Pembagian Pokja melibatkan siswa menjadi aktif dan disiplin dalam pelestarian lingkungan sekolah. Pembiasaan di sekolah diharapkan terbawa sampai lingkungan rumah dengan sosialisasi rutin pada wali murid setiap rapat. Temuan ini kemudian diharapkan dapat menjadi acuan bagi sekolah non adiwiyata dan instansi terkait guna optimalisasi program Adiwiyata.