dc.identifier.citation | BMKG, (2015), Kondisi Cuaca Ekstrem dan Iklim Tahun 2010-2011. Jakarta: 2015 Hadi, B. S., (2008), Diktat Kuliah Geografi Regional Indonesia, Universitas negeri Yogyakarta. Hermawan, E.,(2010), Pengelompokkan Pola Curah Hujan Yang Terjadi Di Beberapa Kawasan Pulau Sumatera Berbasis Hasil Analisis Teknik Spektral, Jurnal Meteorologi Dan Geofisika 11(2): 75-85 Kabupaten Pasuruan, (2018), Di Akses 16 januari 2019 Pukul 17:59 WIB https://www.pasuruankab.go.id/pages-12-gambaran-umum-kabupaten-pasuruan-2018 Irfan, M., Mardiansyah, W., Alhadi, Y.,(2005), Analisis Terhadap Korelasi Antara Jumlah Curah Hujan dan Temperatur Udara, Jurnal Penelitian Sains 17: 35-41LAPAN (2019), Diakses 10 Januari 2019, dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional: http://www.lapan.go.id Mulyono, D.,(2014), Analisis Karakteristik Curah Hujan Di Wilayah Kabupaten Garut Selatan, Jurnal Konstruksi 13(1): 1-9 Rahayu, N. D., Sasmito, B., Bashit, N. 2018, Analisis Pengaruh Fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) Terhadap Curah Hujan Di Pulau Jawa, Jurnal Geodesi UNDIP 7(1): 57-67 Toni Subiakto,(2015), Selisih Rerata Radiasi Matahari Bulanan Musim Panas dan Hujan Hasil Observasi Tahun 2015 Di Balai LAPAN Pasuruan Toni Subiakto,(2016), Dampak Gerhana Matahari Sebagian (GMS) Tanggal : 9 Maret 2016 Terhadap Perilaku Data Radiasi Hasil Observasi Di LAPAN Pasuruan. | id_ID |
dc.description.abstract | Terdapat 2 bagian terpenting pada transduser (sensor) pengukur curah hujan sistem digital, yaitu bagian penampung volume air hujan (cawan berjungkit) dan bagian saklar pulsa (clock switch) jumlah curah hujan yang diukur dan diproses berawal dari bagian transduser. Beberapa unit blok pada alat penakar curah hujan digital menghasilkan nilai besaran untuk proses hasil curah hujan (CH) adapun beberapa blok terkait tersebut adalah : curah hujan (CH), kapasitas tampungan air (KTA) dan jumlah pulsa (Σ PLS). Untuk mengukur curah hujan dapat dihitung (CH) = (KTA) x (Σ PLS) secara mekanik kalibrasi alat tersebut dapat dilakukan dengan memutar pengatur kapasitas tampungan air sampai pada kapasitas tampung yang disesuaikan. Sistem penghitung clock/pulsa menggunakan up counter dari JK flip-flop yang memiliki 3 masukan yaitu : J, K, Clock dengan keluaran inverting Q (sebagai contoh menggunakan komponen IC 74LS73) hasil pengukuran alat penakar hujan digital AWS davis 6.0.3 di LAPAN Pasuruan dengan memasukkan air sebanyak : 100 ml dapat menghasilkan jumlah pulsa (PLS) : 18 sehingga kapasitas tampungan air KTA dapat dihitung sebanyak = 5,5 ml hasil kajian logika kerja pengukur curah hujan (CH) digital pada alat AWS Davis 6.0.3 di LAPAN Pasuruan didapatkan gerbang logika AND atau PERKALIAN. | id_ID |