dc.description.abstract | Latar Belakang: Gagal ginjal kronik adalah penyakit serius dan memerlukan penanganan yang tepat. Salah satu terapi yang diberikan salah satunya adalah hemodialisa. Hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang berfungsi mengeluarkan sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah. Efek samping pada pasien hemodialisa salah satunya adalah terjadi restless legs syndrome. Restless Legs Syndrome ialah kelainan saraf umum, yang secara signifikan mempengaruhi mutu kehidupan, tidur, dan kesehatan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik responden yang mengalami gejala restless legs syndrome.
Metode: Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu dengan metode wawancara kepada 42 responden yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit UNS. Penelitian menggunakan teknik total sampling. Penelitian dilakukan di bulan Desember 2020.
Hasil: Hasil data menunjukkan 42 responden yang menjalani hemodialisa kebanyakan penderitanya adalah wanita 53,7% dengan rentan usia yang mengalami RLS pada usia 44 – 68 tahun. Latar belakang yang paling banyak adala SMA 34,1%. Responden yang manjalani Hemodialisa banyak yang sudah tidak bekerja dikarenakan penyakit ginjal yang diderita. Kesimpulannya ada 20 responden yang mengalami gejala RLS ringan dan 5 responden dengan gejala sedang dan memiliki penyakit penyerta hipertensi dan diabetes mellitus dengan lama menjalani hemodiaisa terbanyak adalah 26 responden dalam kurun waktu 1 sampai 3 tahun. | id_ID |