dc.description.abstract | Reduksi fungsi masjid yang pada awalnya mewadahi ibadah
mahdah dan ghairu mahdah kini hanya terbatas pada ibadah
mahdah saja. Reduksi fungsi masjid yang terjadi terus menerus ini
dikhawatirkan akan menghilangkan peran masjid di dalam
masyarakat. Lokasi masjid yang sering ditempatkan sebagai pusat
sebuah permukiman (kota), sebagai salah satu elemen arsitektur,
tidak terlepas dari fungsi dan manusia yang menggunakannya.
Salah satu sistem tata ruang yang menjadikan masjid sebagai salah
satu elemen utamanya adalah Catur Gatra Tunggal (empat elemen
menjadi satu kesatuan) yang terdiri atas keraton, masjid, pasar, dan
alun-alun. Sistem tata ruang ini dapat ditemui pada kerajaan Islam
di Jawa, salah satunya kota Surakarta. Seiring berjalannya waktu,
hubungan di antara keempat elemen tersebut mengalami
perubahan sehingga diperlukan kajian lebih lanjut tentang
hubungan spasial antara masjid dan elemen di sekitarnya agar
fungsi masjid sebagai wadah ibadah mahdah dan ghairu mahdah
dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
hubungan spasial di antara Masjid Agung, Pasar Klewer, dan
permukiman Kauman di Surakarta di masa kini. Metode yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan penekanan kepada
proses observasi dan wawancara. Hasil pengumpulan data akan
menggambarkan perubahan hubungan spasial yang terjadi di
antara Masjid Agung, Pasar Klewer, dan permukiman Kauman. | id_ID |