Show simple item record

dc.contributor.authorKuncoro, Mudrajad
dc.contributor.authorIdris, Ahmad Nafis
dc.date.accessioned2012-05-01T07:23:31Z
dc.date.available2012-05-01T07:23:31Z
dc.date.issued2010-12
dc.identifier.citationBadan Pusat Statistik. 2010. Master Kabupaten 1993-2002. http://www.bps.go.id/mstkab/mfkab_93_02.pd f Diakses 15 Juni. Badan Pusat Statistik 2010. Master Kabupaten 2003-2009. http://www.bps.go.id/mstkab/mfkab_03_09.pd f. Diakses 15 Juni. Balassa, B. 1965. Trade Liberalization and ‘Revealed’ Comparative Advantage, The Manchester School of Economics and Social Studies 33(2): 99-123. Bank Indonesia 2008. Upaya Peningkatan Daya Saing Industri dalam Pasar Bebas. Proceeding Paper, Indonesian Debt Forum (IDF). Jakarta: Bank Indonesia. Bendavid-Val, A. 1991. Regional and Local Economic Analysis for Practitioners (4th ed.). New York: Praeger. Blakely, Edward J. 1989. Planning Local Economic Development: Theory and Practice, Sage Library of Social Research 168, Washington: Sage Publication. Dalum, B., K. Laursen and G. Villumsen. 1998 Structural Change in OECD Export Specialization Patterns: De-specialization and ’stickiness, International Review of Applied Economics 12: 447-467. Departemen Perindustrian. 2006. Membangun Daya Saing Industri dengan Basis Klaster dan Kompetensi Inti Daerah. Jakarta: Depperin. Departemen Perindustrian. 2007. Peta Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah. Jakarta: Departemen Perindustrian. Hill, H. (Ed.). 1989. Unity and Diversity: Regional Economic Development in Indonesia since 1970. Singapore: Oxford University Press. Hill, Hal, Budy P. Resosudarmo dan Yogi Vidyattama. 2009. Economic Geography of Indonesia: Location, Connectivity, and Resources. Reshaping Economic Geography in East Asia. Washington: The World Bank. Kuncoro, Mudrajad. 2002. Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta: Erlangga. Kuncoro, Mudrajad. 2006. Ekonomika Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan. Edisi ke-4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Kuncoro, Mudrajad. 2007. Ekonomika Industri Indonesia, Menuju Negara Industri Baru 2030. Yogyakarta: Andi Offset. Kuncoro, Mudrajad. 2008. Expectation on Government Policy to Strengthen Industry Competitiveness. Published Proceeding Paper, Indonesian Debt Forum (IDF). Bank Indonesia. Laursen, K. 1998. Revealed Comparative Advantage and the Alternatives as Measures of International Specialization, DRUID Working Paper. No 98-30. Danish Research Unit for Industrial Dynamics (DRUID). Widodo, Tri. 2009. Dynamics of Trade Specialization: Two Competing Econometric Models. JEL No. F10, F14, F17. Widodo, Tri. 2009. Comparative Advantage: Theory, Empirical Measures, and Case Studies. REBS Review of Economic and Business Studies, Issue April, 2009. Wörz, J. 2005. Dynamic of Trade Specialization in Developed and Less Developed Countries, Emerging Markets Finance and Trade 41(3):92-2en_US
dc.identifier.issn1411-6081
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/1293
dc.description.abstractPenelitian ini berusaha mengetahui mengapa terjadi growth without development di Provinsi Kalimantan Timur. Beberapa alat analisis akan digunakan, khususnya yang berkaitan dengan tipologi daerah menurut struktur pertumbuhan ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sektor dan subsektor unggulan, lokasi dari sektor dan subsektor unggulan, dan transformasi struktural. Untuk mengetahui pengaruh otonomi daerah (otda) terhadap perekonomian Provinsi Kaltim, periode penelitian dibagi ke dua periode waktu yakni periode sebelum otda (1993-2000) dan periode otda (2001-2007). Dengan menggunakan analisis deskriptif-kuantitatif, penelitian ini menemukan: pertama, pertambangan-penggalian tetap merupakan sektor unggulan utama di Kaltim, baik sebelum maupun selama otda berlangsung. Kedua, subsektor unggulan di Kaltim terdiri dari subsektor kehutanan, pertambangan minyak dan gas, industri pengolahan nonmigas, dan perdagangan besar-eceran. Ketiga, subsektor unggulan di Kaltim cenderung terdespesialisasi selama pelaksanaan otda. Keempat, transformasi struktural tidak terjadi di seluruh kabupaten/kota di Kaltim yang menegaskan bahwa Kaltim merupakan contoh provinsi yang mengalami gejala growth without development.en_US
dc.publisherlppmumsen_US
dc.subjecttipologi daerahen_US
dc.subjectlocation quotienten_US
dc.subjectsektor unggulanen_US
dc.subjecttransformasi strukturalen_US
dc.titleMENGAPA TERJADI GROWTH WITHOUT DEVELOPMENT DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR?en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record