Show simple item record

dc.contributor.authorKamal, Eni
dc.date.accessioned2012-05-02T01:59:17Z
dc.date.available2012-05-02T01:59:17Z
dc.date.issued2011-07
dc.identifier.citationDahuri, R. 2001. Otonomi pengelolaan sumberdaya laut dalam. Suara Pembaharuan 23 April. Damanhuri. H., 2003. Terumbu Karang Kita. Jurnal Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 2. Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir Universitas Bung Hatta, hal: 28-33. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). 1999- 2004. Statistik Perikanan. Sumatera Barat: DKP. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). 2009. Profil Perikanan Tangkap Provinsi Sumatera Barat. Harian Singgalang. 1998, 8 Pebruari. Perairan Sumatera Barat Tercemar Phytoplankton. Hlm. 1. Kamal, E dan J. S. Bujang. 1999. Kontribusi dan Pemanfaatan Hutan Mangrove Bagi Perikanan. Jurnal Garing Volume 8 No. 2 Oktober 1999. Hlm. 57-62. Kamal, E. 2002. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan dan Pendekatan Budaya. PKMKP, Universitas Bung Hatta. Kamal, E. 2003. Membangun Perikanan Berbasis Kerakyatan. PKMKP, Universitas Bung Hatta. Kamal. E., J. S. Bujang, M. Rahman dan S. Othman. 1998. Kondisi dan Kebijakan Hutan Mangrove di Sumatera Barat. Majalah Ilmiah Wawasan IPTEKNI Tahun V No. 2. Hlm. 73-83. Kamal. E., L. Hermalena, R. Tamin, dan Suardi ML. 2003. Mangrove Sumatera Barat. Padang: Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir Universitas Bung Hatta. Kamaluddin, L.M. 2000. Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Lautan. Makasar: Konferensi Sumberdaya pesisir tgl. 15-17 Mei. Liley, G. 1997. Terancamnya Terumbu Karang Indonesia. Tanah Air: Vol. 3, Hlm. 22-23. Usher, G. 1997. Coral Reef, Conservation Indonesia: April-June, page: 23-27.en_US
dc.identifier.issn1411-6081
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/1310
dc.description.abstractGempa yang terjadi di kawasan Sumatera Barat, terutama gempa yang berulangkali terjadi sejak tahun 2004 hingga tahun 2009 sangat berdampak bagi kemajuan dan perkembangan usaha perikanan tangkap pada tujuh/kota yang mempunyai wilayah laut di Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi usaha kelautan pasca gempa di Sumatera Barat agar dapat dijadikan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan usaha perikanan selanjutnya. Data statistik perikanan dan kelautan menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan jumlah nelayan setelah pasca gempa dari tahun 2005 ke 2009 sebesar 22,49 persen, penurunan produksi usaha perikanan tangkap sebesar 16,12 persen dan penururunan armada penangkapan ikan sebanyak 23,89 persen. Penurunan ini disebabkan oleh ketakutan dari nelayan untuk pergi melaut dan dikhawatirkan akan terjadi gempa susulan yang berpotensi tsunami. Dalam pengelolaan sumber daya dan strategi pembangunan pada bidang kelautan dan perikanan, sangatlah penting untuk dibuat kebijakan yang menyeluruh pasca gempa di Sumatera Barat.en_US
dc.publisherlppmumsen_US
dc.subjectmanajemen perikanan tangkapen_US
dc.subjectbisnis kelautanen_US
dc.subjectpemberdayaan pesisiren_US
dc.subjectover fishingen_US
dc.titleKONDISI USAHA PERIKANAN TANGKAP PASCA GEMPA DI SUMATERA BARATen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record