dc.identifier.citation | Dahuri, R. 2001. Otonomi pengelolaan sumberdaya laut dalam. Suara Pembaharuan 23 April. Damanhuri. H., 2003. Terumbu Karang Kita. Jurnal Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 2. Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir Universitas Bung Hatta, hal: 28-33. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). 1999- 2004. Statistik Perikanan. Sumatera Barat: DKP. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). 2009. Profil Perikanan Tangkap Provinsi Sumatera Barat. Harian Singgalang. 1998, 8 Pebruari. Perairan Sumatera Barat Tercemar Phytoplankton. Hlm. 1. Kamal, E dan J. S. Bujang. 1999. Kontribusi dan Pemanfaatan Hutan Mangrove Bagi Perikanan. Jurnal Garing Volume 8 No. 2 Oktober 1999. Hlm. 57-62. Kamal, E. 2002. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan dan Pendekatan Budaya. PKMKP, Universitas Bung Hatta. Kamal, E. 2003. Membangun Perikanan Berbasis Kerakyatan. PKMKP, Universitas Bung Hatta. Kamal. E., J. S. Bujang, M. Rahman dan S. Othman. 1998. Kondisi dan Kebijakan Hutan Mangrove di Sumatera Barat. Majalah Ilmiah Wawasan IPTEKNI Tahun V No. 2. Hlm. 73-83. Kamal. E., L. Hermalena, R. Tamin, dan Suardi ML. 2003. Mangrove Sumatera Barat. Padang: Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir Universitas Bung Hatta. Kamaluddin, L.M. 2000. Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Lautan. Makasar: Konferensi Sumberdaya pesisir tgl. 15-17 Mei. Liley, G. 1997. Terancamnya Terumbu Karang Indonesia. Tanah Air: Vol. 3, Hlm. 22-23. Usher, G. 1997. Coral Reef, Conservation Indonesia: April-June, page: 23-27. | en_US |
dc.description.abstract | Gempa yang terjadi di kawasan Sumatera Barat, terutama gempa yang berulangkali
terjadi sejak tahun 2004 hingga tahun 2009 sangat berdampak bagi kemajuan dan perkembangan
usaha perikanan tangkap pada tujuh/kota yang mempunyai wilayah laut di Sumatera
Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi usaha kelautan pasca gempa di Sumatera
Barat agar dapat dijadikan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan
usaha perikanan selanjutnya. Data statistik perikanan dan kelautan menunjukkan
bahwa telah terjadi penurunan jumlah nelayan setelah pasca gempa dari tahun 2005 ke 2009
sebesar 22,49 persen, penurunan produksi usaha perikanan tangkap sebesar 16,12 persen dan
penururunan armada penangkapan ikan sebanyak 23,89 persen. Penurunan ini disebabkan
oleh ketakutan dari nelayan untuk pergi melaut dan dikhawatirkan akan terjadi gempa susulan
yang berpotensi tsunami. Dalam pengelolaan sumber daya dan strategi pembangunan
pada bidang kelautan dan perikanan, sangatlah penting untuk dibuat kebijakan yang menyeluruh
pasca gempa di Sumatera Barat. | en_US |