dc.identifier.citation | Achsani, Noer Azam. 2008. Integrasi Ekonomi ASEAN+3: Antara Peluang dan Ancaman. Artikel. diakses dari http://www.brighten. or.id/index.php?view=article&catid =40:noer-azam-achsani&id=64:integrasiekonomi- asean3-antara-peluang-danancaman& tmpl=component&print=1 &page= pada tanggal 21 Januari 2009 ASEAN Secretariat, ASEAN Database Trade, 2007. diakses dari http://www.aseansec. org/64. htm. Botha, Ilse. 2004. Modelling the Business Cycle of South Africa: Linear VS Non Linear Methods. Disertasi. Rand Afrikaans University. Cortinhas, Carlos. 2007. Intra Industry Trade and Business Cycle in ASEAN. Journal of Applied Economic. Vol. 39. 893-902 Eric C.Y. Ng. 2007. Vertical Specialization, Intra industry Trade and Business Cycle Comovement. Working Paper. Minneapolis: Federal Reserve Bank of Mineapolis Fiess, Norbert. 2005. Business Cycle Syncronization and Regional Integration: A Case Study for Central America. Working Paper. diakses dari www.worldbank.org. Tanggal 23 Januari 2009. Frankel, Jeffrey, and Andrew Rose. 1998. The Endogeneity of the Optimum Currency Area Criteria. Economic Journal 108 (449): 1009–25. Greene, W.H. 2000. Econometric Analysis, Fourth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometric, Columbus: McGraw-Hill, Inc. Hadi, Yonathan S. 2003. Analisis Vector Auto Regression (VAR) terhadap Korelasi Antara Pendapatan Nasional dan Investasi Pemerintah di Indonesia, 1983/1984 – 1999/2000. Jurnal Keuangan dan Moneter. Volume 6 Nomor 2 Desember 2003. Handoyo, Rossanto. D. 2002. Permintaan Uang M1 di ASEAN-4, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand, Estimasi Data Non Stasioner, 1981.1-1999.4. Thesis. Universitas Gadjah Mada. Tidak dipublikasikan. Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuantitatif; Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN. Loayza, Norman. Humberto López and Angel Ubide. 2001. Comovement and Sectoral Interdependence: Evidence for Latin America, East Asia, and Europe. IMF Staff Papers. Vol. 48, No. 2, pp. 367-396. Mittal, Rashi. 2004. ASEAN Monetary Union – a Possibility? A Comparison of ASEAN Economic Indicators with that of Euro Zone. Thesis. California: Public Policy Department Stanford University. Rana, Pradumna.B. 2007. Trade Intensity and Business Cycle Syncronization: The Case of East Asia. Working Paper Series on Regional Economic Integration. No.10. Asian Development Bank. Shin, Kwanho dan Yunjong Wang. 2004. Trade Integration and Business Cycle Synchronization in East Asia. Asian Economic Papers Syamsudin dan Anton A Setyawan. 2008. Foreign Direct Investment (Fdi), Kebijakan Industri, dan Masalah Pengangguran: Studi Empirik di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan FE UMS. Vol. 9, No.1, Juni 2008, hal. 107 – 119. Surakarta: BPPE.UMS. Teng, Kwek Kian dan Way, Cho Cho. 2005. Trade Integration and Business Cycle Syncronization: The Case of India, China with ASEAN- 5. didownload dari www. pes.org.ph/faea/ downloads/paper/3/pararell3b1.pdf pada tanggal 9 Januari 2009. Unair, Fakultas Ekonomi. 2009. Modul Pelatihan Ekonometrika Vector Autoregression. Surabaya: Universitas Airlangga Zebregs, Harm. 2004. Intraregional Trade in Emerging Asia. IMF Policy Discussion Paper. | en_US |
dc.description.abstract | Tujuan utama penelitian ini, menganalisis secara empiris bagaimana siklus bisnis
pada perekonomian di ASEAN-4 (Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina) dipengaruhi
oleh meningkatnya perdagangan dengan Uni Eropa. Peningkatan perdagangan dapat mempengaruhi
pergerakan siklus bisnis mitra dagang menjadi konvergen atau divergen. Kita menggunakan
metode regresi dan vectorautoregression (VAR) dalam penelitian ini. Metode regresi
berbasis data panel sedangkan metode VAR berbasis pada analisis time series. Ada empat
variabel yang digunakan yaitu siklus bisnis, intensitas perdagangan, koordinasi kebijakan
fiskal dan koordinasi kebijakan moneter. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa intensitas
perdagangan dan koordinasi kebijakan moneter merupakan faktor dominan yang menyebabkan
siklus bisnis pada perekonomian ASEAN-4 menjadi lebih selaras. Kondisi ini berimplikasi
pentingnya penggunaan mata uang bersama | en_US |