dc.identifier.citation | Akmal (2005). Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach). www. damandiri. or. id/ file/akmal 2005 bb 2 pdf. Diakses tanggal 24 Juni 2007. BBKPM Surakarta (2007). Laporan Tahunan BBKPM Surkarta Tahun 2006. Surakarta. BBKPM Surakarta. Bhatia MR dan Rushby JAF (2002). Willingness to pay for treated mosquito nets in Surat,India: the design and descriptive analysis of a household survey. Health Policy and Planning 17 (4): 402-411. Blumenschein K, Johannesson M, Yokoyama KK, Freeman PR (2001). Hypothetical versus real willingness to pay in the health care sector: result from a field experiment. Journal of health Economics 20: 441-457. Cook J, Whittington D, Canh DG, Johnson FR, Nyamete A (2007). Reliability of stated preferences for cholera and typhoid vaccines with time to think in Hue, Vietnam. Economic Inquiry 45 (1): 100-114. Ernisiscadewi (2007). Tinjauan Pustaka. www. damandiri. or. Id /file / ernisiscadewipbab2. 2007. pdf. Diakses tanggal 15 Juli 2007.DepKes RI (2007). Tiap Empat Menit Satu Orang Meninggal: Perempuan Lebih Rentan Terinfeksi TB. www. depkes. go. id/ index /php?option =articles & task = viewarticles&artid =80&2007.Itemia=3.21k. diakses tanggal 15 Juli 2007. DepKes RI (2004). JPKM. www. depkes. go. id/ downloads/ Rembang % 20JPKM % 202004. Diakses tanggal 2 Juli 2007. DepKes RI (2001). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan ke-6. Jakarta. DepKes RI: 1-9. DepKes RI (1991). Seri Pengkajian Sumber Daya Kesehatan. Jakarta. DepKes RI: 58. DinKes Prop. Jateng (2003). Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah Tahun 2003. Semarang. DinKes Prop. Jateng: 34. Djijono (2002). Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Cost Taman Wisata Hutan di Taman Wan Abdul Rachman, Propinsi Lampung. Makalah Pengantar Falsafah Sain. Institut Pertanian Bogor. Program Pascasarjana/S3:2. Dolan RJ dan Simon H (1996). Power Pricing. New York. The Free Press. Donaldson C (2002). Eliciting patien’s values by use of “willingness to pay”: letting the theory drive the methode. Blackweel Science Health Expectation 4:180-188. Dong H, Kouyate B, Cairns J, dan Sauerborn R (2003). A comparison of the realibility of the take-it-or-leave-it and the bidding game approaches to estimating willingness-topay in a rural population in West Africa. Social Science & Medicine 56: 2181-2189. FKM UI (2001). Mobilisasi Dana Kesehatan, Pelatihan Perencanaan Kesehatan Terpadu. Jakarta. FKM UI:20. Foreit JR dan Foreit KGF (2002). The reliability and validity of willingness to pay surveys for reproductive health pricing decisions in developing countries. Health Policy 63: 37-47. Frew EJ, Wolstenholme JL, dan Whynes DK (2003). Comparing willingness to pay: bidding game format versus open-ended and payment scale format. Health Policy xxx:1-10. Gani A (1993). Seminar Optimalisasi Investasi Perorangan Dan Kelompok Di Bidang Pelayanan Kesehatan. Jakarta. FKM UI. Grossman A (1972a). On the concept of healt capital and the demand for health. Journal of Political Economy, 80:223-255. Hamilton LC (1992). Regression with Graphics, A Second Course in Applied Statistics. California. Duxbury Press. Herryanto, Musadad DA, dan Komalig FM (2004). Riwayat Pengobatan Penderita TB Paru Meninggal di Kabupaten Bandung. Jurnal Ekologi Kesehatan 3(10): 1-6. Hiswani (2003). Tuberkulosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat. www. library. usu. Ac .id /modulus. pph?op = modload&name = Download&file = index® = getil&lid =22003 . Diakses tanggal 15 Juli 2007. Indrapermana (2007). Tinjauan Pustaka. www.damandiri.or.id/file/indrapermana | en_US |
dc.description.abstract | Di dunia, Tuberkulosis (TB) adalah penyebab kematian nomor dua dari golongan
penyakit infeksi. Di Indonesia menduduki urutan ke tiga setelah penyakit
kardiovaskuler dan saluran pernafasan. Di Negara, yang jumlah penduduknya
hampir mencapai 250 juta ini Studi penelitian penyakit Tuberkulosis belum terdapat
penelitian spesifik tentang kemauan membayar pasien Tuberkulosis terhadap
pengobatan “DOTS” (Directly Observed Treatment Shorth Course). Directly
Observed Treatment horth Course (DOTS), adalah strategi kesehatan yang paling
cost-effective, sebagai program pemberantasan dan penanggulangan penyakit
Tuberkulosis yang dapat memberikan angka kesembuhan tinggi bagi pra
penderitanya. Penelitian ini bertujuan mengetahui besarnya kemampuan membayar
pasien Tuberkulosis terhadap pengobatan DOTS, dan untuk menguji hipotesis faktorfaktor
yang mempengaruhi kemauan membayar pasien Tuberkulossis terhadap
pengobatan DOTS di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta.
Metode penelitian ini menggunakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross-sectional, di mana semua variabel yang diteliti diobservasi pada
waktu yang sama, Pada penelitian ini sampel yang diperlukan adalah 120, dengan
rincian rincian n1 = 80 dan n2 = 40. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rta
kemauan membayar pasien Tuberkulosis terhadap pengobatan DOTS adalah Rp
174.583. Kemauan membayar dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, tingkat
pendidikan dan persepsi pasien Tuberkulosis terhadap kualitas pelayanan. | en_US |