dc.identifier.citation | Anonim, 1961. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Cipta Karya, Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Anonim, 1987. Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim, 1991. Metode Pengujian Kuat Geser Kayu di Laboratorium, Departemen Pekerjaan Umum, Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Anonim, 1994. Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu di Laboratorium, Departemen Pekerjaan Umum, Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Asroni, A., 1994. Kontrusksi Kayu I, Bahan-bahan Kuliah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMS, Surakarta. Kustati, I., 2001. Tinjauan Sifat Mekanika Pada Bambu Apus, Bambu Petung, dan Bambu Ori, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Surakarta. Pratomo, H.W., 2004. Struktur Beton Prategang, Nova, Jakarta. Puspita, D., 2004. Tinjauan Kuat Lentur Balok Laminasi Kayu Sengon, Kayu Kruing, dan Seng, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. | en_US |
dc.description.abstract | Balok kayu pratekan adalah suatu balok kayu yang diberi gaya aksial sehingga balok kayu mampu menahan
gaya lentur yang lebih besar dibanding dengan balok kayu tanpa gaya aksial. Proses pemberian gaya pratekan
dibutuhkan sebuah tendon, angkur hidup dan angkur mati. Plat besi dan pasak baji kayu dimanfaatkan untuk membuat
angkur hidup yang tendonnya berasal daari bambu, dengan pertimbangan harga bambu relatif murah dan mempunyai
gaya tarik yang relatif besar, angkur hidup itu diteliti kekuatannya sehingga didapat besarnya tegangan geser yang
diberikan oleh plat besi dan pasak baji kayu terhadap tendon bambu dengan bantuan perekat dari Epoxy Resin. Plat besi
yang digunakan dibentuk segiempat mengerucut dan sebagai pasak baji digunakan kayu jati yang dibentuk segitiga sikusiku
dengan variasi perbandingan ukuran alas(a) x tinggi(t) adalah setengah dan sepertiga dari tinggi, dengan variasi
tinggi 8cm, 10cm,dan 12cm, dengan tebal (T) 2cm. Bambu yang digunakan adalah bambu Apus. dengan tebal (b) 0,7cm.
Dari hasil pengujian dan analisa data yang didapat dari penelitian tinjauan kekuatan alat pemegang tendon bambu dari
plat besi dan pasak baji kayu, dapat disimpulkan: Hasil pengujian beban P maks rata-rata diperoleh; benda uji A sebesar
787.2 kg, B sebesar 1832.4 kg, C sebesar 1181.6 kg, D sebesar 1322.4 kg, E sebesar 312.6 kg, dan F sebesar 1014 kg.
Hasil analisa Daktailitas rata-rata diperoleh; benda uji A sebesar 1.86, B sebesar 1.712, C sebesar 1.775, D sebesar
2.421, E sebesar 1.997, F sebesar 1.778. Hasil analisa Kekakuan rata-rata diperoleh; benda uji A sebesar 0.6102 kg/cm,
B sebesar 0.87 kg/cm, C sebesar 0.636 kg/cm, D sebesar 0.97 kg/cm, E sebesar 1.227 kg/cm, F sebesar 0.695 kg/cm.
Hasil analisa data tegangan geser rata-rata alat yaitu; benda uji A sebesar 4.67 kg/cm 2 , B sebesar 10.9 kg/cm 2 , C
sebesar 6.44 kg/cm 2 , D sebesar 8.31 kg/cm 2 , E sebesar 2.73 kg/cm 2 , F sebesar 6.17 kg/cm 2 . Jadi benda uji yang
perbandingan alasnya sepertiga dari tinggi mempunyai kekuatan geser lebih besar dari pada yang alasnya setengah dari
tinggi meskipun mempunyai luas bidang geser sama. | en_US |