GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PENILAIAN KEADILAN PROSEDURAL PADA PARTAI POLITIK BERBASISKAN IDEOLOGI NASIONALISME DAN RELIGIUS
Abstract
Interaksi sosial yang kita lakukan dalam kesehariannya dikarakteristikkan dengan
perhatian yang terfokus pada isu-isu keadilan, termasuk di dalam setting organisasi partai
politik. Permasalahan penilaian keadilan di dalam organisasi akan sangat terkait dengan
banyak hal, termasuk bagaimana interaksinya dengan figur kepemimpinan sebagai entitas
tertinggi dalam organisasi. Konsep keadilan prosedural sebagai bagian dari keadilan
organisasi merupakan salah satu hal terpenting dalam dinamika sosial di dalam partai
politik. Partai sebagai wadah aspirasi dan kepentingan banyak individu sangat mengedepankan
prosedur yang adil bagi semua anggota, karena partai bukan milik individu tetapi gabungan
dari suara banyak orang. Kepemimpinan transformasional yang saat ini banyak dikaji dan
terus berkembang menjadi bagian dari topik dalam penelitian keadilan prosedural untuk
memberikan suatu sudut pandang baru mengenai interaksi keduanya dengan ideologi sebagai
landasannya. Analisis multivarians digunakan untuk menguji interaksi antara gaya
kepemimpinan transformasional dan penilaian keadilan prosedural dengan ideologi partai
sebagai acuannya. 60 orang subjek yang berasal dari dua partai yang masing-masing
merepresentasikan ideologi Pancasila (Nasionalis) dan Islam yaitu Partai Demokrat dan
Partai Keadilan Sejahtera di wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil Penelitian
menyimpulkan bahwa; (a) Secara signifikan ideologi partai merupakan acuan dalam
terciptanya interaksi antara gaya kepemimpinan transformasional dan keadilan prosedural
(F=7,67; p=0,00); (b) Pada partai dengan ideologi agama (Islam) secara signifikan (p=0,00)
memiliki persepsi terhadap kepemimpinan transformasional yang lebih tinggi (mean=199,00)
dibandingan dengan partai dengan ideologi pancasila (nasionalis) (mean=164,00); (c) Secara
signifikan (p=0,13) tidak terdapat perbedaan penilaian keadilan prosedural baik itu pada
partai islam (mean=22,16) maupun partai nasionalis (mean=21,30).