dc.identifier.citation | Anonim. (2007). Kerajaan Sosial Putri Sampoerna. Harian Kompas, Edisi 15 April 2007, hlm.12. Aswandi. (2005). Adversity Quotient, Apakah Itu?. Makalah. Diana, A. (2004). Hubungan antara Adversity Quotient dan Creative Leadership pada Mahasiswa Aktivis. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok : Universitas Indonesia. Dossey, L. (1997). Healing Word : Kata-Kata yang Menyembuhkan (terjemahan). Jakarta : Gramedia. Haryanto, D.B. (1991). Hubungan Antara Persepsi Tentang Cara Pelayanan dengan Motivasi Membeli Terhadap Toko yang Pedagangnya Cina dan Jawa. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Hidayat, Z. (1977). Masyarakat dan Kebudayaan Cina di Indonesia. Bandung : TarsitoIndri, H. (2004). Hubungan Keberagamaan dan Adversity Quotient pada Orang Betawi. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok : Universitas Indonesia. Junaedi, U. (2006). Mengungkap Rahasia Bagaimana Sebagian Besar Orang Cina Kaya (dalam Perspektif Etos Kerja Muslim). Bandung : Dayyan Publishing. Kartono, K dan Gulo, D. (1987). Kamus Psikologi. Bandung : Pionir Jaya. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. (http://vinnymiranda 01.tripod.com/karya.htm, diakses tanggal 18 Desember 2006). Koentjoroningrat. (1980). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan. Kusuma, I.H. (2004). Studi Korelasi antara Kecerdasan Adversity dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Kepala Sekolah. Jurnal Pendidikan Penabur. No.02/ Th.III/Maret 2004.Lasmono, H. (2001). Tinjauan Singkat Adversity Quotient. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 17, No. 1, hlm. 63-68. Latief, D. 31 Oktober 2004 Perdagangan yang Islami. (www.suara.merdeka.com, diakses tanggal 18 Desember 2006). Lesmawati. (2001). Hubungan Antara Adversity Quotient, Strategi Self Requiated Learning dan Kinerja Saat Ujian Pada Siswa Kelas 3 SMU N Plus dan SMU N Non Plus. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Moleong, L. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi ke-13. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mujiyanto. (2007). Gurita Jaringan Cina Perantauan. Suara Islam Edisi Minggu III-V Maret 2007. Musthofa dan Djamaludin, A. (2005). Hubungan Antara Bias Keputusan dengan Adversity Quotient dan Anchor dalam Pengambilan Keputusan. Jurnal Sosiosains, 18(2), April 2005, 1-7. Naisbitt, J. (1997). Megatrends Asia. New York : Touchstone Rockefeller CenterNasution, S. (1998). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara. Poerwandari, K. (1998). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi UI. Qarni, A. (2004). La Tahzan. Jangan Bersedih. Jakarta : Qisthi press. Rahardyanto, G.A. (2007). Hubungan antara Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient) dan Kecerdasan Adversity (AQ) dengan Prestasi Kerja pada Karyawan. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi UMS. Ronnie, D. (2006). The Power of Emotional and Adversity Quotient for Teachers. Bandung : Hikmah Populer. Safaria, T. (2006). The Survival Intelligence. Yogyakarta : Ardana Media. Seng, A.W. (2007). Rahasia Bisnis Orang Cina. Bandung. Hikmah Zaman Baru.Sidik, A. (1989). Etiket Bisnis dengan Orang Cina. Jakarta : Bumi Aksara. Soekanto. (1993). Kamus Sosiologi. Jakarta : Rajawali. Soekisman, W.D. (1975). Masalah Cina di Indonesia. Jakarta : CV. Bandung Indah. Stanley, T.J. (2003). The Millionaire Mind. New York: Oxford University Press. Stoltz, P.G. (2003). Adversity Quotient A Work. Batam : Interaksara. ________ (2005). Adversity Quotient, Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta : Grasindo. Strauss, A dan Corbin, J. (2003). Dasardasar Penelitian Kualitatif : Tata Langkah dan Teknik Teorisasi Data. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Suryadinata, L. (2003). Etnis Tionghoa, Pribumi Indonesia dan Kemajemukan Peran Negara, Sejarah, dan Budaya Dalam Hubungan Antara Etnis. (http:// www.jur.or.id/jurnal/2003 ). Susanti, E. (2005). Korelasi Deprivasi Relatif dengan Prasangka Etnis Cina-Jawa. Skripsi (tidakditerbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi UMS Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Tjundjing, S. (2001). Hubungan antara IQ, EQ, dan AQ dengan Prestasi Studi pada Siswa SMU. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 17, No. 1, hlm. 69- 92. Wulandari. (2005). Perilaku Ekonomi Etnis Cina Di Indonesia Sejak Tahun 1930-an. Makalah (tidak diterbitkan). Yuanita, S. (2002). Hubungan Adversity Quotient dengan Perilaku Coping Ibu dari Anak yang Mengalami Ketergantungan Narkoba. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok : Fakultas Psikologi UI. Yulianti, S. (2003). Konformitas Kelompok dan Prasangka Etnis Tionghoa-Jawa. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi UMS. Zahra, A. (2007). Mitos di Balik Isu Diskriminasi. Suara Islam Edisi Minggu III-V Maret 2007. Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi Vol. 9, No. 1, November 2007:54-68 | en_US |
dc.description.abstract | Karakteristik pedagang Cina di Indonesia adalah kemauan kerja keras, kebiasaan
hidup hemat, dan kemampuan bertahan dalam situasi sulit. Maka tidak jarang terlihat
kesuksesan pedagang Cina. Hal inilah yang merupakan salah satu faktor terjadinya
kecemburuan etnis pribumi terhadap etnis Cina, yang memuncak pada kerusuhan Mei 1998.
Sebenarnya perjalanan hidup pedagang yang sukses dan pedagang yang gagal sama, yakni
menghadapi berbagai kesulitan dalam menjalankan usahanya. Perbedaannya terletak pada
kecerdasan menghadapi kesulitan hidup (adversity quotient). Tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah bagaimana adversity quotient dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi adversity quotient pada pedagang etnis Cina. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini meliputi : wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian
berjumlah 4 orang. Pemilihan subjek dilakukan secara purposive. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah subjek yang beragama Islam memiliki control (pengendalian) yang lebih baik dari
pada subjek yang beragama non Islam. Namun endurance (daya juang) pada subjek yang
beragama non Islam lebih tinggi dari pada yang beragama Islam. Keseluruhan subjek memiliki
rasa tanggung jawab (ownership) yang lebih tinggi. Masalah mempengaruhi kesehatan subjek
satu dan dua, namun tidak begitu berpengaruh pada subjek tiga dan empat. Faktor-faktor
yang mempengaruhi adversity quotient pada pedagang etnis Cina adalah faktor relgiusitas,
motivasi internal (kemauan yang kuat dalam diri), keyakinan diri, aktualisasi diri, modeling
dari orang tua dan faktor keadaan lingkungan. | en_US |