• Login
    View Item 
    •   Home
    • Terbitan Berkala Ilmiah (Journal)
    • Kajian Linguistik dan Sastra*
    • Volume 22 No.1, Juni 2010
    • View Item
    •   Home
    • Terbitan Berkala Ilmiah (Journal)
    • Kajian Linguistik dan Sastra*
    • Volume 22 No.1, Juni 2010
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PERWUJUDAN PRINSIP KERJASAMA, SOPAN SANTUN, DAN IRONI PARA PEJABAT DALAM PERISTIWA RAPAT DINAS DI LINGKUNGAN PEMKOT BERBUDAYA JAWA

    Thumbnail
    View/Open
    3. harun jp.pdf (88.88Kb)
    Date
    2010-06
    Author
    Prayitno, Harun Joko
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memerikan realisasi TTD dalam kaitannya dengan perwujudan maksim-maksim dalam PKS, PSS, dan PI. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan ancangan sosiopragmatik. Penelitian dilakukan di lingkungan Pemkot Surakarta. Objek penelitian ini berupa perwujudan TTD yang digunakan oleh pejabat dalam konteks PKS, PSS, dan PI pada PRD. Sumber data penelitian meliputi keseluruhan individu yang mengepalai suatu badan, dinas, cabang dinas, kantor, kalurahan, instansi di lingkungan Pemkot Surakarta yang ditentukan secara purposive sampling dan criterion based selection. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dasar sadap dilanjutkan dengan teknik simak bebas libat cakap. Analisis dan interpretasi data dilakukan dengan teknik padan intralingual dan ekstralingual yang dilanjutkan dengan kerja analisis sosiopragmatik means-end model Searle dan heuristik model Grice, skala kesantunan model Brown-Levinson, model Blum-Kulka, dan model Leech. Temuan penelitian menggambarkan bahwa maksim-maksim PKS yang dikembangkan oleh pejabat belatar belakang budaya Jawa ditampakkan melalui sub-submaksim kejelasan direktif, kebenaran direktif, kecukupan bukti, ketepatan direktif, ketidaktaksaan direktif, keruntutan strategi direktif. Kesantunan direktif lebih didasarkan pada cara-cara kesantunan tak langsung, berpagar, dan pesimisme daripada dengan cara-cara meminimalkan paksaan, penghormatan, meminta maaf, dan impersonal, pernyataan-pertanyaan, isyarat halus. Strategi PI yang dikembangkan oleh pejabat di lingkungan pemkot berbudaya Jawa lebih banyak mengambil tempat di antara PKS dan PSS sehingga betuk ketidaktulusan, ketidaksabaran, pernyataan menggelikan, pernyataan mengecilkan, maupun bentuk cemooh halus ditampakkan melalui TTD yang seakan-akan sopan meskipun sejatinya tidak sopan.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/1719
    Collections
    • Volume 22 No.1, Juni 2010

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV