PERWUJUDAN PRINSIP KERJASAMA, SOPAN SANTUN, DAN IRONI PARA PEJABAT DALAM PERISTIWA RAPAT DINAS DI LINGKUNGAN PEMKOT BERBUDAYA JAWA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memerikan realisasi TTD
dalam kaitannya dengan perwujudan maksim-maksim dalam PKS, PSS, dan PI. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan ancangan sosiopragmatik. Penelitian
dilakukan di lingkungan Pemkot Surakarta. Objek penelitian ini berupa perwujudan
TTD yang digunakan oleh pejabat dalam konteks PKS, PSS, dan PI pada PRD.
Sumber data penelitian meliputi keseluruhan individu yang mengepalai suatu badan,
dinas, cabang dinas, kantor, kalurahan, instansi di lingkungan Pemkot Surakarta
yang ditentukan secara purposive sampling dan criterion based selection. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan teknik dasar sadap dilanjutkan dengan teknik
simak bebas libat cakap. Analisis dan interpretasi data dilakukan dengan teknik
padan intralingual dan ekstralingual yang dilanjutkan dengan kerja analisis
sosiopragmatik means-end model Searle dan heuristik model Grice, skala
kesantunan model Brown-Levinson, model Blum-Kulka, dan model Leech. Temuan
penelitian menggambarkan bahwa maksim-maksim PKS yang dikembangkan oleh
pejabat belatar belakang budaya Jawa ditampakkan melalui sub-submaksim
kejelasan direktif, kebenaran direktif, kecukupan bukti, ketepatan direktif,
ketidaktaksaan direktif, keruntutan strategi direktif. Kesantunan direktif lebih
didasarkan pada cara-cara kesantunan tak langsung, berpagar, dan pesimisme
daripada dengan cara-cara meminimalkan paksaan, penghormatan, meminta maaf,
dan impersonal, pernyataan-pertanyaan, isyarat halus. Strategi PI yang
dikembangkan oleh pejabat di lingkungan pemkot berbudaya Jawa lebih banyak
mengambil tempat di antara PKS dan PSS sehingga betuk ketidaktulusan,
ketidaksabaran, pernyataan menggelikan, pernyataan mengecilkan, maupun bentuk
cemooh halus ditampakkan melalui TTD yang seakan-akan sopan meskipun
sejatinya tidak sopan.