PENGEMBANGAN HIDROLISIS ENZIMATIS BIOMASSA JERAMI PADI UNTUK PRODUKSI BIOETANOL
View/ Open
Date
2009-12-17Author
Yulianto, M. Endy
I, Diyono
Hartati, Indah
N, Rustam Santiko
J, Fiqih Putri
Metadata
Show full item recordAbstract
Kegiatan manusia dalam kehidupan modern telah mengganggu komposisi udara yang menyebabkan
masalah-masalah lingkungan yang cukup serius, seperti hujan asam dan pemanasan global. Karbon
dioksida (CO2) merupakan suatu gas rumah kaca, yang jumlahnya di udara telah meningkat sekitar
30% akibat dari kegiatan manusia sejak awal revolusi industri. Beberapa kegiatan, khususnya
penggunaan bahan bakar fosil, telah menyebabkan kenaikan konsentrasi CO2 dan gas rumah kaca
yang lain di udara. Salah satu usaha memperkecil masalah tersebut adalah dengan penggunaan
biofuel etanol sebagai pengganti bahan bakar fosil. Bioetanol dapat mengurangi emisi gas karbon
dioksida, dan proses fotosintesis pada produksi biomassa akan menyerap gas karbon dioksida yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Hidrolisa selulosa jerami padi untuk produksi
bioetanol secara enzimatis memiliki beberapa keuntungan, yakni konversi lebih tinggi, menghasilkan
produk samping yang minimal, kebutuhan energi lebih rendah dan kondisi operasi yang relatif lebih
rendah. Tujuan penelitian adalah mengkaji dan menentukan kondisi optimum reaksi hidrolisa jerami
padi menggunakan Trichoderma reseei untuk produksi bioetanol. Studi optimisasi dilakukan dengan
menggunakan faktorial design 2n. Parameter-parameter yang diteliti meliputi: rasio enzim-substrat,
rasio jerami padi-air, pH reaksi dan waktu reaksi. Dari tiap variabel dianalisis yield glukosa baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Penentuan variabel yang berpengaruh dapat menggunakan
normal probability plot, setelah dilakukan perhitungan main efek dan perhitungan interaksi. Variabel
proses yang berpengaruh terhadap reaksi hidrolisa jerami padi secara enzimatis adalah pH dan
rasio enzim-substrat. Kondisi optimum dicapai pada rasio enzim-substrat 1:1,4 dengan perolehan
glukosa sebesar 18,001%. Sedangkan kondisi optimum pH, perolehan glukosa terbesar dicapai pada
pH 4,2.