dc.identifier.citation | DPU. (1971). Peraturan Beton Bertulang Indonesia, N.1-2 1971, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.DPU. (1982). Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. DPU. (1991). Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991-03, Badan Pengembangan Pekerjaan Umum, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Gambhir, M. I. (1986). Concrete Technology, Mc Graw Hill, New Delhi. Maryanto. (2001). “Pengaruh Variasi Kadar Garam dalam Variasi Umur Perendaman Terhadap Kuat Tekan Beton.” Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Murdock, L.J. dan Brook K.M. (1991). Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan Stephany Hindarko, Erlangga, Jakarta. Murgiyanto. (2003). “Tinjauan Pemakaian Abu Batu Bara Terhadap Karakteristik Beton.” Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Priyanto, B.H. (2004). ”Analisis Kuat Tekan dan Tarik Beton Mutu Tinggi dengan Penambahan Fly Ash pada Perendaman Air Laut.” Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Sagel, R., P. Kole, dan Kusuma Gideon. (1993). Pedoman Pengerjaan Beton, Erlangga, Jakarta. Subakti, A. (1995). Teknologi Beton Dalam Praktek, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Tjokrodimuljo, K. (1996). Teknologi Beton, PT Naviri, Yogyakarta. | en_US |
dc.description.abstract | Beton merupakan material bangunan yang sudah banyak digunakan dalam pelaksanaan struktur bangunan modern. Beton
banyak digunakan karena keunggulan-keunggulannya antara lain kuat tekan beton tinggi, mudah dalam perawatan, mudah
dalam pembentukan, serta mudah mendapatkan bahan susun. Kemajuan pengetahuan tentang teknologi beton telah dapat
memenuhi berbagai tuntutan tertentu, misalnya dengan peningkatan kualitas yang baik pada campuran beton ditambah
dengan bahan tambah (admixture). Hal tersebut bertujuan untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat bahan penyusun beton,
baik dalam keadaan segar atau setelah keras, seperti bahan tambah limbah briket batubara. Penelitian ini mencoba
memanfaatkan kondisi alam Indonesia maupun pemanfaatan bahan-bahan lokal yang memungkinkan dilaksanakannya
pembuatan beton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase optimal penggunaan bahan tambah limbah
briket batu bara sehingga didapat hasil kuat tekan yang maksimal. Pada penelitian ini menggunakan variasi penambahan
limbah briket batubara dan variasi faktor air semen (fas). Variasi penambahan limbah briket batubara yang digunakan adalah
0%; 7,5%; 10%; 12,5%; 15% dan 17,5% dari berat semen, sedangkan variasi fas yang digunakan adalah 0,4; 0,45; 0,5; dan
0,55. Umur pengujian 14 hari dengan perendaaman air laut. Dimensi benda uji silinder Ø 15 cm dan tinggi 30 cm. Mix design
menggunakan Metode SK SNI T-15-1990-03. Setiap variasi dibuat 3 benda uji, sehingga jumlah keseluruhannya 72 buah.
Hasil kuat tekan silinder beton tertinggi diperoleh dengan penambahan limbah briket batubara 12,5% pada fas 0,45 sebesar
32,838 MPa. Penurunan kuat tekan silinder beton terjadi pada penambahan limbah briket batubara 7,5% pada fas 0,55 sebesar
23,117 MPa. | en_US |