ANALISA PERBANDINGAN KINERJA JALAN JENDRAL SUDIRMAN SEBELUM DAN SESUDAH PERPANJANGAN WAKTU THREE IN ONE DAN PENERAPAN BUSWAY
Abstract
Sebagai salah satu kawasan tersibuk di wilayah Jakarta, ruas jalan Jendral Sudirman sering mengalami kemacetan terutama
pada pagi dan sore hari. Dalam upaya untuk mengatasi masalah kemacetan di ruas jalan tersebut, Pemerintah Provinsi DKI
telah mengupayakan berbagai macam kebijakan seperti dengan membatasi jumlah operasional kendaraan yang lewat (three in
one), memperpanjang waktu pemberlakuan three in one dan yang terakhir yaitu kebijakan busway. Namun pada kenyataannya
semua kebijakan yang telah ditetapkan tersebut malah menimbulkan berbagai permasalahan baru seperti munculnya rute
alternatif untuk menghindari kawasan pembatasan penumpang (KPP), jasa tumpangan joki dan yang terakhir adalah timbulnya
kemacetan yang lebih parah dengan diterapkannya jalur terpisah (separated way) khusus yang hanya digunakan bagi busway.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan kinerja lalu lintas di sepanjang jalan Jendral Sudirman sebelum
dan sesudah pemberlakuan perpanjangan three in one dan busway. Metode yang dipakai untuk menganalisa kinerja jalan
di jalan Jendral Sudirman adalah dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997). Analisa yang dilakukan
meliputi, kapasitas jalan, derajat kejenuhan, kecepatan perjalanan dan kecepatan arus bebas. Hasil penelitian menunjukkan
adanya separated way yang digunakan untuk busway menyebabkan berkurangnya kapasitas jalan Jendral Sudirman
yang pada akhirnya memperparah kemacetan yang ditandai dengan meningkatnya tingkat penggunaan jalan (DS). Volume lalu
lintas yang melalui jalan Jendral Sudirman pada jalur cepat mengalami penurunan, sedangkan pada jalur lambat mengalami
peningkatan.