dc.identifier.citation | Bemmelen, R.W. Van, 1949, The Geology of Indonesia. General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes. The Hague: Government Printing Office. Bergur Sigfusson, Gislason, S., dan Paton, G.I., 2008, Pedogenesis and Weathering Rates of a Histic Andosol in Iceland: Field and Experimental Soil Solution Study, Geoderma 144:572-592, www.elsevier.com/locate/ geoderma. Birkeland, Peter.,W., 1999, Soils and Geomorphology, New York: Oxford University Press. Brindley, G.W. dan Brown, G. (ed), 1980, Crystal Structures of Clay Mineral and Their X-Ray Identification. London: Mineralogical Society. Buol, S.W., Hole, F.D., and McCracken, R.J., 1980, Soil Genesis and Classification, New York: The Iowa State University Press. Foth, Henry, D., 1994, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Alih Bahasa Adisoemarto, S., Jakarta: Penerbit Erlangga. Gerrard, A.J., 1981, Soil and Landforms, An Introduction of Geomorphology and Pedology, London: Department of Geography, University of Birmingham. Grim, R.E., 1968, Clay Mineralogy, New York: Mc Graw Hill Book Company. Gunn, R.H., 1974, A Soil Catena on Weathered Basalt in Queensland. Aus.J.Soil Res, 12: 1- 4. Jamulya, 1996, Kajian Tingkat Pelapukan Batuan Menurut Toposekuen di DAS Tangsi Kabupaten Magelang, Laporan Penelitian, Yogyakarta: Lembaga Penelitian UGM. Jenny, H., 1994, Factors of Soil Formation: A System of Quantitative Pedology, New York: Dover Publ. Inc. Jungerius, P.D. (ed), 1985, Soil and Geomorphology, Cremlingen:catena Verlag. Priyono, K.D., Sunarto, Sartohadi, dan Sudibyakto, 2011, Tipologi Pedogeomorfik Kejadian Longsorlahan di Pegunungan Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta Indonesia, Forum Geografi, Vol 25. No. 1, Juli 2011. Nurcholis, M., 2005, Some Properties and Problems of Smectite Minerals on Java Soil, Jurnal Ilmu Tanah dan LingkunganVol 5(2) 2005: 63-70. Rahardjo, W., Sukandarrumidi, dan Rosidi, H.M.D., 1995, Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa, edisi kedua, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Summerfield, M.A., 1991, Global Geomorphology, An Introduction to The Study of Landform, Singapore: Longman Singapore Pub. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan mengetahui tipe, jenis, jumlah dan agihan mineral lempung, dan mengkaji
karakter tipe lempung terhadap intensitas kejadian longsorlahan di Pegunungan Kulonprogo. Pemahaman
karakter tipe lempung sangat penting dalam mitigasi bencana longsorlahan di wilayah rawan longsorlahan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, perolehan data secara sampling
dengan analisis gabungan kualitatif dan kuantitatif. Pada lokasi kejadian longsorlahan yang ada
dikaji secara pedologis untuk mengetahui karakter tipe lempung. Cara pengambilan sampel dilakukan
secara purposive (purposive sampling). Analisis tipe lempung dilakukan dengan X-Ray Diffraction.
Pemetaaan kejadian longsorlahan pada satuan bentuklahan yang dilakukan dengan bantuan
peta rupa bumi, peta geologi, dan kontur digital dibantu analisis Digital Elevation Modelling (DEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata mineral lempung pada lokasi kejadian longsorlahan di
daerah penelitian adalah: kaolin (70,64%), smektit/ montmorillonit (15,12%), halite (4,33%), illite
(2,99%), quartz (2,91%), cristabolite (2,28%), feldspar (1,34%), dan goethite (0,39%). Komposisi
mineral lempung menunjukkan bahwa adanya interaksi antara berbagai faktor pembentuk tanah yang
memungkinkan terbentuknya kaolin dalam jumlah banyak. | en_US |