dc.identifier.citation | Abdurrahman.1986. Tebaran Pikiran Studi Hukum dan Masyarakat. Jakarta: Media Sarana Press. Abdissalam, R. Penegakan Hukum di Lapangan oleh Polri. Dinas Hukum Polri. Jakarta. Admin. Daktiloskopi (Ilmu Sidik Jari) dalam www.ittelkom.ac.id/library. Atmojo, Sri. 2008. Peranan Sidik Jari dalam Pengungkapan Tindak Pidana (Studi di POLRES Klaten): Universitas Muhammadiyah Surakarta.Asshiddiqie, Jimly dan Safa’at, Ali. 2006. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Jakarta: Konstitusi Press Cetakan Pertama. Manan, Bagir dan Magnar, Kuntana. 1997. Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia. Bandung: Alumni. Bawengan, W. Gerson.1997. Penyidikan Perkara Pidana dan Teknik Interogasi. Jakarta: Pradnya Paramita. Berkley, George E.1969. The Democratic Policeman. Boston Beacon Press. Dirdjosisworo, Soedjono. 1994. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Faal, M. 1991. Penyaringan Perkara Pidana Oleh Polisi (Diskresi Kepolisian). Jakarta: Pradnya Paramita. Flora, Henny Saida. Sidik Jari Pengungkap Tindak Pidana dalam http://www.analisadaily.com. Gadro, Sara Afari. Identifikasi Forensik. Dalam yukiicettea.blogspot.com. Diakses pada hari Selasa 15/12/2009. Pukul: 15.05. Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Jilid 3. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Hamzah, Andi. 2008. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. Hanitiyo Soemitro, Ronny. 1985. Studi Hukum Dan Masyarakat. Bandung: Alumni. HR, Ridwan. 2002. Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: UII Press Indonesia. Kelsen, Hans. 1992. Pure Theory. Introduction To The Problems Of Legal Theory; A Translation of the First Edition of the Reine Rechtslehre orPure Theory of Law. Translated by: Bonnie Litschewski Paulson and Stanley L. Paulson. Oxford: Clarendon Press. Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2008. Penuntun Daktiloskopi. POLTABES SURAKARTA. Kunarto. 1997. Perilaku Organisasi Polri. Jakarta. Cipta Manunggal. Departemen Pertahanan Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2000. Petunjuk Teknis Polri Di Bidang Identifikasi cetakan ke II. Jakarta. MABESPOLRI. 2002. Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas Bintara POLRI Di Lapangan. Jakarta: MABESPOLRI. Moleong, Lexy J, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Mertokusumo, Sudikno. 1999. Mengenal Hukum (suatu Pengantar). Yogyakarta: Liberty. Marbun, SF. dan Moh. Mahfud. 2001. Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: UII Press. Moeljatno. 1993. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta. Rineka Cipta. Prasetyo, Agung. Polisi sebagai Pintu Gerbang akses ke Peradilan Pidana dalam http://www.infocrim.org/index.php. Di akses pada hari minggu, 3/01/2010 pada Pukul 05.15. Puskom Info Bidang Humas POLDA METRO JAYA. Eyeritness Identification. Dalam humaspoldametrojaya.blogspot.com/2009/09: Eyewitnes Identification (Identifikasi Saksi Mata). Diakses pada hari Selasa, 15/12/2009. Pukul 14.23. Puskom Info Bidang Humas Polda Metro Jaya. Visi dan Misi Kepolisian Republik Indonesia. Dalam www.polri.go.id: Visi dan Misi Kepolisian Republik Indonesia. Diakses pada hari Selasa, 15/12/2009. Pukul 15.02. Puspa, Yan Pramadya. 1977. Kamus Hukum. Semarang. Aneka Ilmu. R, Meryk Dewi. 2008. Peranan Sidik Jari dalam Mengungkap Pelaku Tindak Pidana (Studi di POLRESTA Malang): Universitas Muhammadiyah Malang. Rahardjo, Satjipto. 1983. Masalah Penegakan Hukum. Bandung: Sinar Baru. Rahardjo, Satjipto. 2007. Membangun Polisi Sipil. Jakarta: Kompas. Safa’at, Ali dalam alisafaat.wordpress.com/2009/02/06/perkembangan-teorihukum- tata-negara-dan-penerapannya-di-indonesia/ diakses pada hari Senin,20/12/09. Pukul 22.05. S.W, Sarwono.. 1997. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka. Simorangkir, J. C. T. Erwin, T. Rudy dan Preasetyo, J. T. 2002. Kamus Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. Susanto, Anthon F. 2004. Wajah Peradilan Kita. Bandung: Refika Aditama. Sutarto, Suryono. 2003. Hukum Acara Pidana Jilid I. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Sutopo, H.B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Soekanto. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soekanto, Soerjono. 1984. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press. Soerakhmat, Winarno. 1982. Dasar dan Teknik Research. Bandung: Tarsito.Tabah, Anton. 1998. Reformasi Kepolisian. Klaten: CV. Sahabat. Tabah, Anton. 1993. Menatap Dengan Mata Hati Polisi Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Umar, Bambang Widodo. Kebijakan Negara di Bidang Kepolisian. Dalam idsps.org/ kebijakan-negara-di-bidang-kepolisian. Diakses pada hari selasa. 15/12/2009. Pukul 14.53. Usman, Anang, SH, MSi. Peranan Ilmu Hukum Bagi Anggota POLRI Dalam Menjalankan Tugas Dan Kewenangannya Dalam http:// www.lodaya. web. id. Diakses pada Hari Kamis, 31/12/2009 Pukul: 21.07 W, A, Soeherto. 2002. Administrasi Penyidikan Sesuai Dengan KUHAP dan UU Nomor 2 Tahun 2002. Bogor: Set Dediklat POLRI Pusat Pendidikan Reserse dan Intel. Wikipedia. identifikasi forensik dalam http://id.wikipedia.org/wiki. Diakses pada hari Selasa 15/12/2009. Pukul: 15.12. Wikipedia. Badan Reserse Kriminal Polri dalam http://id.wikipedia.org/wikipedia. Diakses pada hari Rabu, 10 Februari 2010. Pukul: 23.32. Jurnal Internasional: Hanson, Doug. Law & Order. Improved Fingerprint Acquisition. Jul 2006; 54, 7; Academic Research. Library. pg. 104. James Randerson, Andy Coghlan. Forensic evidence stands accused. New Scientist. London: Jan 31, 2004. Vol. 181, Iss. 2432; pg. 6, 2 pgs. Michael Cherry, Edward J Imwinkelried. QUESTIONS ABOUT THE ACCURACY OF FINGERPRINT EVIDENCE. Judicature. Chicago: Jan/Feb 2009. Vol. 92, Iss. 4; pg. 158, 2 pgs. Mnookin, Jennifer L . Fingerprints: Not a gold standard. Issues in Science and Technology. Washington: Fall 2003. Vol. 20, Iss. 1; pg. 47. Specter, Michael. Do fingerprints lie?. The New Yorker. New York: May 27, 2002. Vol. 78, Iss. 13; pg. 96. University of Leicester; New fingerprint breakthrough by forensic scientists. Anonymous. NewsRx Health & Science. Atlanta: Jun 16, 2008. pg. 173. | en_US |
dc.description.abstract | Criminal justice process consists of a series of stages starting from the inquiry,
investigation, arrest, detention, prosecution, investigation at the trial, to criminal
prosecution. Investigations carried out to make a case to light by collecting evidence,
evidence about the occurrence of criminal cases.
The purposed of this study are 1) to determine the role of fingerprint
identification as the evidence, 2) to find the right rule of the police in crime; 3) to
know the obstacles investigators to find the fingerprint evidence in the
investigation. Type of the empirical research is descriptive juridical analysis. The
research approach uses qualitative approach. The nature of research is descriptive.
Source data is used namely, 1) The primary data in the form of literature/documents
and interviews; 2) Secondary data. Techniques in collecting the data in this are
literature and interviews. Techniques of data analysis use an interactive model
(interactive model of analysis), then the data collected will be analyzed through
three stages, namely reducing the data, presenting data and drawing conclusions.
The result of this study is that fingerprint is an evidence in the form of expert
testimony (verklaringen van een deskundige: expert testimony). Clause 186 of
Criminal Procedure Code states that the testimony comes from an expert in the field
of state courts. The police action takes to perform screening against criminal cases,
when viewed according to the rigid attitude of the criminal law known no
compromise, it can not be justified. Sociological reasons are sometimes used in
practice, usually more influenced by subjective elements inherent in self-police, as
well as situations and conditions. The ability of officers in identifying is an important
element in the search for evidence. The accuration of officers to identify is also
indispensable in collecting evidence from crime scenes. The equipment used is also
to be the most important factor in identification. | en_US |