ETIKA BERPOLITIK DALAM ISLAM (Kajian Terhadap Kitab Sunan Abu Dawud)
Abstract
Agar kehidupan ini tertata dengan baik, terutama dalam bidang politik sangat diperlukan etika. Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan panduan etika dalam kehidupan manusia, antara lain dalam berpolitik. Memang siapapun yang terjun dalam bidang politik pasti memiliki kepentingan kekuasaan, namun kekuasaan harus didapatkan dengan tetap berpegang pada etika Islam (akhlak).
Setelah dilakukan penelitian secara mendalam dalam Kitab Sunan Abu Dawud ditemukan etika berpolitik, yakni pemimpin harus bertanggungjawab terhadap yang dipimpin. Pemimpin dilarang untuk meminta jabatan, orang cacat boleh menjabat, harus dipilih oleh umat, harus dibai’at atau disumpah untuk melaksanakan jabatan dengan baik sesuai Alquran dan Alhadis. Begitu juga yang rakyat juga dibai’at untuk taat dan mendukung perintah dari pimpinan. Pemimpin dilarang korupsi, menerima hadiah dari siapapun yang berkaitan dengan jabatan. Pemimpin adalah pelayan bagi rakyat, bukan meminta dilayani oleh rakyat, memberikan perhatiaan yang serius atas kesejahteraan rakyat, terutama para fakir miskin, dan mustad’afin. Dalam berperang boleh mengirim pasukan yang umurnya 14 tahun, karena sudah baligh, sehingga beban membela negara wajib ada di pundaknya.