dc.identifier.citation | Austin, J.L. 1961. Philosophical Papers. London: Oxford Universitt Press. Austin, J.L. 1962. How to do Things with Words. Oxford: Oxford University Press. Austin, J.L. 1962a. Sense and Sensibilia. London: Oxford University Press. Assegaff, Dja’far H. 1991. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia. van Peursen, C.A. 1985. Susunan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Gramedia. Eco, Umberto. 1976. A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press. Eriyanto. 2002. Analisis Framing. Yogyakarta: LKiS. Hall, Stuart. 1982. “The Rediscovery of Ideology: Return of the Repressed in Media Studies” (dalam Culture, Society, and the Media, ed. Michael Gurevitch). London: Methuen. Kaelan. 1998. Filsafat Bahasa, Masalah dan Perkembangannya. Yogyakarta: Paramadina. Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma. Schulman, Mark. 1990. “Control Mechanism Inside the Media” (dalam Questioning the Media: a Critical Introduction, editor: John Downing). London: Sage Publication. Sobur, Alex. 2002. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syamsuddin A.R. 1992. Studi Wacana: Teori Analisis-Pengajaran. Bandung: FPBS IKIP Bandung. Tubbs, Stewart L. & Moss, Sylvia. 1994. Human Communication. New York: McGraw-Hill. Lauer, Robert H. 1993. Perspektif tentang Perubahan Sosial. (Penerjemah: Alimandan S.U.). Jakarta: Rineka Cipta. Littlejohn, Stephen W. 1996. Theories of Human Communication. California: Wadsworth Publishing Company. Lull, James. 1998. Media, Komunikasi, Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global. (Penerjemah: A. Setiawan Abadi). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Magnis-Suseno, Franz. 1988. Etika Politik, Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta: Gramedia. Ward, Ian. 1995. Politics of The Media. Melbourne: Macmillan. Wibowo, Wahyu. 2009. Menuju Jurnalisme Beretika: Peran Bahasa, Bisnis, dan Politik di Era Mondial. Jakarta: Penerbit Kompas. Wittgenstein, Ludwig. 1983. Philosophical Investigation. (Translated by G.E.M Ascombe). Oxford: Basil Blackwell. Zoest, Aart van. (ed.). 1996. Serba-Serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. | en_US |
dc.description.abstract | Filsafat Bahasa Biasa berkembang pesat di Inggris pada awal abad ke-20.
Ludwig Wittgenstein, pendirinya, menggarisbawahi bahwa di dalam kehidupan ini
banyak sekali tata permainan bahasa yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan
masyarakat penggunanya. Aliran Filsafat Bahasa Biasa kemudian memengaruhi
kelahiran fenomenologi Husserl, Aliran Kritis Habermas, dan Postmodernisme
Lyotard. Sebagaimana diperlihatkan oleh tulisan ini, Filsafat Bahasa Biasa dijadikan
tulang punggung metode analisis pesan komunikasi yang mutakhir, yang disebut
dalam istilah metode analisis tindak tutur komunikasi. Metode tindak tutur komunikasi,
atau metode analisis isi pesan komunikasi, pada dasarnya lebih berdaya guna untuk
menganalisis media massa, sekalipun dapat pula digunakan untuk menganalisis
pelbagai wujud wacana lainnya. Secara ontologis dan kritis, metode tindak tutur
komunikasi merupakan pemutakhiran dari sejumlah metode analisis wacana yang
sudah dikenal umum, seperti metode semiotika, metode analisis wacana kritis,
dan metode pembingkaian. | en_US |