Show simple item record

dc.contributor.authorSu’aidi, Mohammad Zaki
dc.date.accessioned2012-12-10T02:06:49Z
dc.date.available2012-12-10T02:06:49Z
dc.date.issued2012-12
dc.identifier.citationAl-Qordhawy, Yusuf. 1996. Daur al-Qiyam al-Akhlak fi al-Iqtishod al-Islami. Kairo: Maktabah Wahbah. _________________. 1999. Peran Nilai dan Moral Ekonomi Islam. Surabaya: Risalah Gusti Al-Shabahan, Muhammad Faruq. 1986. al-Abhast fi al-Iqtishod al-Islamy. Kairo: Mu’asasah Risalah Al-Thanthawy, Sayyid. 1997. “Mu’amalatul Bunuk” dalam Jurnal Oase, No. 12. As-Sadr, Muhammad Baqir. 1983. Iqtishaduna, Discovery Attempt on Economic Doctrine in Islam. Teheran: WOFIS. Bulletin of the British Society for Middle Eastern Studies, Vol. II, 1985. Chapra, M. Umer. 2000. The Future of Economics, An Islamic Perspective. Leicester: The Islamic Foundation. ______________. 1999. Islam dan Tantangan Ekonomi . Surabaya: Risalah Gusti. Economic Journal, September 1993.Karim, Adiwarman A. 2001. Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Mikro. Jakarta: Karim Business and Consulting. Kindlebergeker, Charles . 1970. Power and Money: The Economics of International Politics and the Politics of International Economics.” New York: Basic Book. Kuntowijoyo. 1997. Identitas Politik Umat Islam. Bandung: Mizan. Mannan, M. A. 1986. Islamic Economic: Theory and Practic. New Delhi: Idarat-i- Delhi. Muhamad. 2003. Metodologi Penelitian Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta: Ekonisia. Minsky, Hyman. 1986. Stabilising an Unstable Economy. New Heaven: Yale University Press. Nawab, Sayyed. 1985. Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sintesis Islami. Bandung: Mizan. Sharif, M. Raihan. 1976. Islamic Social Framework. Lahore: Sh. Muhammad Ashraf.en_US
dc.identifier.issn1412-5722
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/2226
dc.description.abstractTantangan yang dihadapi umat Islam adalah bagaimana menyiapkan sebuah konsep dan tatanan ekonomi yang selaras dengan prinsip dasar ajaran Islam. Di tengah globalisasi dan perubahan lanskap politik, dibutuhkan sebuah konsep ekonomi yang dapat berakselerasi dengan tuntutan realitas dunia global. Umat Islam, di belahan mana pun memiliki kesempatan untuk berperan aktif mempengaruhi sistem ekonomi dunia dengan konsep ekonomi Islamnya. Peluang bagi masa depan ekonomi Islam sangat terbuka selama stakeholder; pelaku, pemikir dan penggiat ekonomi Islam mampu menerjemahkan konsep ekonomi Islam ke ranah praktis dan solutif. Sejak kegagalan komunisme, sosialisme dan kini kapitalisme, keinginan untuk mengedepankan sebuah sistem ekonomi alternatif kembali mengemuka. Ekonomi Islam dipandang mampu menjawab kebutuhan terhadap sebuah sistem ekonomi yang mengedepankan tatanan yang normatif dan adil bagi problem-problem ekonomi kontemporer. Sosialisme sejak awal hadir dengan konsep kesetaran dan distribusi kekayaan secara adil dan merata. Sosialisme memandang masalah ekonomi muncul akibat distribusi yang tidak merata dan adil sebagai akibat sistem ekonomi yang membolehkan eksploitasi pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah. Yang kuat memiliki akses terhadap sumber daya sehingga sangat kaya, sementara yang lemah tidak memiliki akses terhadap sumber daya sehingga menjadi miskin. Sebaliknya, kapitalisme sebagai antitesa sosialisme, bertumpu kepada kebebasan individu dan kapital yang tersentralisir dianggap hanya akan menciptakan sebuah disparasi gap di tengah masyarakat. Akibatnya, akan muncul masalah-masalah sosial baru yang berujung pada instabilitas ekonomi, sosial maupun politik. Model atau sistem ekonomi semacam ini dipercaya hanya menciptakan problem-problem sosial baru dan eksploitasi terhadap masyarakat miskin. Kedua sistem ekonomi tersebut, faktanya belum dapat menyelesaikan masalah-masalah ekonomi, khususnya tentang kesejahteraan. Kemiskinan, kesenjangan, eksploitasi, ketimpangan dan kejahatan ekonomi yang sistematis adalah hasil dari keduanya. Karena itu, diperlukan sebuah sistem ekonomi alternatif yang dapat mewujudkan perekonomian yang berkeadilan, kesejahteraan dan keseimbangan. Dr. M. Umer Chapra, seorang pakar ekonomi asal Pakistan dan penasehat ekonomi senior pada Monetary Agency Saudi Arabia, mengemukakan pentingnya ekonomi Islam sebagai satu-satunya alternatif bagi negara-negara berkembang –seperti Indonesia— dalam mengembangkan ekonominya. Meski tergolong baru, ekonomi Islam diyakini mampu menjawab tantangan-tantangan ekonomi di masa mendatang dengan segala permasalahannya. Salah satu partikulasinya, ekonomi Islam memiliki landasan tauhid dan kesatuan umat, di mana semua institusi, perangkat, sistem dan prosedur serta variabelnya harus dijalankan dan diatur dan dikelola untuk sebesar-besarnya kepentingan dan kemakmuran umat. Ekonomi Islam dilaksanakan di atas prinsip keadilan, di mana setiap pelaku ekonomi memiliki akses yang sama terhadap sumber-sumber ekonomi. Dengan demikian, ekonomi Islam layak dijadikan alternatif sistem ekonomi masa depan.en_US
dc.publisherLPPM UMSen_US
dc.subjectekonomi alternatifen_US
dc.subjectadilen_US
dc.subjectkontemporeren_US
dc.titlePEMIKIRAN M. UMER CHAPRA TENTANG MASA DEPAN EKONOMI ISLAMen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record