MODEL DAN FORMULASI PENCEGAHAN, PEMERIKSAAN DAN PENANGANAN KERUSAKAN BANGUNAN BETON BERTULANG DAN BAJA AKIBAT KOROSI AIR LAUT DAN BIOTA LAUT
View/ Open
Date
2010-10Author
Hartono, Henry
Mastuti, Endang
Rahayu, Tuti
Metadata
Show full item recordAbstract
Munculnya penelitian ini diawali adanya kesadaran peneliti mengenai keberadaan negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan, yaitu terdiri lebih dari 10.000 buah pulau yang menyebar dari wilayah Sabang hingga Merauke. Diantara pulau-pulau tersebut, banyak dibangun prasarana transportasi berupa jembatan beton / komposit antara bahan beton dan baja serta banyak dibangun pelabuhan laut maupun dermaga yang saat ini banyak mengalami kerusakan, sehingga memerlukan suatu perbaikan dan perawatan yang rutin. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui dengan tepat penyebab terjadinya kerusakan suatu bangunan prasarana, 2. Mengetahui mekanisme proses terjadinya kerusakan bangunan beton bertulang dan baja oleh air laut dan biota laut, 3. Mendapatkan jenis bahan tertentu untuk pencegahan kerusakan, 4. Mendapatkan metode yang efektif untuk penanganan kerusakan bangunan beton bertulang dan baja. Mendapatkan model dan formulasi yang terkait dengan pencegahan, pemeriksaan dan penanganan kerusakan dan biota laut. Penelitain sejenis pernah dilakukan oleh Budiono et all (2000) tentang pengaruh korosi terhadap tulangan baja pada kekuatan balok beton bertulang, hasil penelitiannya menunjukkan penurunan kekuatan mencapai 54,28% pada balok beton bertulang dengan mutu beton fc1 = 30 MPa, cara pelaksanaan penelitian ini terendam dalam air laut dan air bisa/normal. Hasil penelitan yang diperoleh adalah: 1. Benda uji nampak tertempeli oleh biota laut jenis plankton yang merupakan makanan bagi biota laut yang dapat merusak bahan bangunan beton. 2. Mengingat waktu pelaksanaan penelitian hanya 5 (lima) bulan, kerusakan bahan beton belum nampak, tetapi, jika jenis biota laut yang menempel pada beton terkupas, maka permukaan bahan beton tersebut menjadi rusak, sehingga jika nantinya tertempeli oleh biota laut yang dapat merusak bangunan beton, pada bagian-bagian tersebut pasti mengalami keropos beton seperti halnya yang terjadi pada tiang pancang di Jembatan Suramadu. (Bahan beton tertempeli plankton, tertempeli pula biota laut yang dapat merusak bahan beton, dan dengan mengeluarkan enzym tertentu beton dapat diperlunak sehingga mengalami keropos beton) 3. Metode yang efektif untuk pencegahan terjadinya kerusakan pada bahan beton bertulang, yaitu dengan mengadakan pelapisan (coating dengan bahan kimia jenis tertentu) sehingga benar-benar bahan beton dapat terlindungi dalam waktu tertentu pula. 4. Kualitas beton terutama kuat tekan beton yang terendam air laut, ternyata lebih rendah dari kualitas beton yang tidak terendam air laut, karena air laut lebih jelek dari air biasa dalam mempersatukan bahan-bahan yang terkandung dalam Portland Cement/beton. 5. Kualitas beton maupun bahan yang berlapis bahan coating tertentu, ternyata lebih baik dari pada kualitas beton maupun bahan yang tidak berlapis coating, hal ini dikarenakan bahan coating mengandung bahan kimia tertentu yang dapat memperkeras bahan beton maupun baja. 6. Dengan menggunakan metode SEM, bahan beton yang permukaannya bercoating, nampak suatu lapisan yang melindungi permukaan bahan beton tersebut, sehingga lebih tahan terhadap serangan air laut maupun biota laut. 7. Formulasi / model pencegahan, pemeriksaan dan penanganan kerusakan bangunan beton bertulang. a) Formulasi pencegahan : Semua bangunan di lingkungan laut, sebaiknya menggunakan bahan coating jenis Epoxy. b) Formulasi pemeriksaan : Menentukan kwalitas beton yang baik, cukup memeriksa kuat tekan beton tersebut, karena jika kuat tekan betonnya tinggi, maka sifat – sifat beton lainnya baik. Walaupun demikian, persyaratan kandungan lumpur dan gradasi harus memenuhi syarat teknik. c) Formulasi penanganan perbaikan pekerjaan : Dalam penanganan perbaikan pekerjaan, dimulai dengan pemilihan penggunaan kwalitas bahan penyusun beton yang baik, kwalitas tenaga operasional yang berkwalitas baik, dan sistim operasional sesuai persyaratan teknik.