dc.description.abstract | Balok beton bertulang membutuhkan penulangan yang berupa penulangan lentur
(penulangan memanjang) dan penulangan geser. Penulangan lentur dipakai untuk menahan
beban momen lentur. Penulangan geser digunakan untuk menahan beban geser (gaya lintang)
yang terjadi pada balok. Penulangan geser balok dikenal dengan istilah penulangan sengkang.
Ada beberapa macam tulangan sengkang pada balok, yaitu tulangan sengkang vertikal, tulangan
sengkang spiral, tulangan sengkang miring. Dari ketiga bentuk tulangan sengkang tersebut di
atas, bentuk tulangan sengkang vertikal lebih sering dipergunakan pada konstruksi balok beton
bertulang karena faktor kemudahan pembuatan dan pelaksanaannya.
Tulangan sengkang vertikal dalam pembuatannya disesuaikan dengan bentuk penampang
balok beton yang akan dibuat. Untuk bentuk penampang balok beton persegi empat, maka
tulangan sengkang dibuat membentuk persegi empat pula dengan ujung-ujung bengkokan yang
saling bertemu. Ujung-ujung bengkokan tulangan sengkang vertikal ini dibuat membentuk sudut
135° sesuai dengan SKSNI dan ada yang dibuat membentuk sudut 90° yaitu yang sering
dijumpai di pasaran. Berdasarkan bentuk bengkokan kedua jenis tulangan sengkang vertikal,
dimungkinkan bentuk bengkokan yang membentuk sudut 135° akan lebih kuat ikatannya
dibandingkan dengan bentuk bengkokan yang membentuk sudut 90°. Penting untuk dikaji lebih
jauh adalah apakah variasi bentuk bengkokan ujung tulangan sengkang vertikal tersebut
berpengaruh terhadap kuat gesernya. Sehingga sangat menarik untuk dilakukan penelitian di
laboratorium mengenai pengaruh variasi bentuk bengkokan ujung-ujung tulangan sengkang
vertikal terhadap kekuatan gesernya pada suatu konstruksi beton bertulang.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap balok beton bertulang dengan menggunakan
tulangan sengkang vertikal model SKSNI (bengkokan ujung 1350) dan model pasaran
(bengkokan ujung 900) didapatkan hasil bahwa kekuatan geser sengkang vertikal model SKSNI
cenderung lebih besar dibandingkan dengan kekuatan sengkang vertikal model pasaran. Selisih
kekuatan geser antara kedua jenis tulangan tersebut cukup signifikan, yaitu berkisar antara
16,82% - 81,41%. Tulangan sengkang vertikal model SKSNI lebih kuat dibandingkan model
pasaran disebabkan oleh adanya bengkokan ujung-ujung yang membentuk sudut 1350 , dan
berdampak pada ikatan antara tulangan sengkang vertikal model SKSNI tersebut dengan
tulangan lentur menjadi lebih kuat dibandingkan ikatan pada sengkang vertikal model pasaran. | en_US |