dc.contributor.author | Ariyani, Desy Retno | |
dc.contributor.author | Sarbini, Dwi | |
dc.contributor.author | Yuliati, Ririn | |
dc.date.accessioned | 2013-05-01T09:05:51Z | |
dc.date.available | 2013-05-01T09:05:51Z | |
dc.date.issued | 2013-03-23 | |
dc.identifier.citation | Arihadi, Indarto. 2009. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian PPOK. Tesis. UGM Yogyakarta. Aza C.A.R. 2003. PPOK Bukan Cuma Terapi Obat. Farmacia (7): 15. Departemen Kesehatan RI. 2008. Dirjen Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Kep.Men.Kes. RI No. 1022/Menkes/ SK/XI/2008. Frazer, RG. Paru RS & JRP & PD. 1994. Synopsis of Diseases of Chest. WB Saunders Co. 2 Ed. P.653654. Hunter AMB. Carey MA. Larsh HW. 1981. The Nutritional Status of Patients with Chronic Obstructive Pulmonary Diseas. AM. Rev. Respir Dis. P. 124: 375. Riskesdas. 2007. Hasil Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Rumende, Martin C. 2006. Tatalaksana Nutrisi pada Pasien PPOK. Jakarta: FKUI. Supariasa, I Dewa Nyoman. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Muchtar, Ikhsan. 2008. Health Naos Sun Magazine. Jakarta: EGC | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-979-636-148-9 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/2958 | |
dc.description.abstract | revalensi nasional Infeksi Saluran Pernafasan Akut (berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan dan keluhan responden) adalah 25,50% (Riskesdas, 2007). Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu dari kelompok penyakit tidak menular
yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya usia harapan hidup dan semakin tingginya pajanan faktor risiko, seperti
faktor pejamu yang diduga berhubungan dengan kejadian PPOK, salah satunya semakin
banyaknya jumlah perokok khususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara
di dalam ruangan maupun di luar ruangan dan di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan pola makan dengan fungsi paru pada
pasien PPOK di BBKPM Surakarta. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik
dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Data status gizi dengan menggunakan
antropometri, pola makan dengan menggunakan FFQ dan fungsi paru dengan menggunakan
spirometer. Untuk menganalisis hubungan dengan menggunakan uji Rank Spearman. Status
gizi pasien PPOK paling banyak adalah normal (83,5%). Pola makan pasien PPOK paling
banyak adalah normal (71,8%). Fungsi paru pasien PPOK paling banyak adalah tidak normal
(83,5%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara status gizi dan pola
makan dengan fungsi paru pasien PPOK. | en_US |
dc.publisher | Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan UMS - MUP | en_US |
dc.subject | status gizi | en_US |
dc.subject | pola makan | en_US |
dc.subject | fungsi paru | en_US |
dc.title | HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN POLA MAKAN DENGAN FUNGSI PARU PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF 2. KRONIK (PPOK) DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA | en_US |
dc.type | Presentation | en_US |