dc.identifier.citation | [1] http://id.wikipedia.org/wiki/Identifikasi_forensik [2] http://www.metro.polri.go.id/perpus/390-sidik-jari [3] Kanagalakshmi, K., “Performance evalutiaon of filters in noise removal of fingerprint image”, International Conference on Electronics Computer Technologi (ICECT), 2011 3 , 8-10 April 2011. [4] ChenXing Zhao, “Securing handheld devices and fingerprint readers with ECG biometrics”, IEEE Fifth International Conference on Biometrics: Theory, Applications and Systems (BTAS), 23-27 September 2012. [5] Xuanbin Si, “Detecting fingerprint distortion from a single image”, International workshop on Information Forensics and Security (WIFS), 2-5 December 2012. [6] Huong Thuy, Nguyen Thi.,”An efficient method for fingerprint matching based on local point model”, International Conference on Computing, Management and Telecommunications (ComManTel) IEEE, 21-24 January 2013. [7] Radha, N., “Securing iris and fingerprint templates using fuzzy vault and symmetric algorithm”, International Conference on Intellignt Systems and Control (ISCO) IEEE, 4-5 January 2013. [8] Karmilasari, Tri Putriyati Permata., Segmentasi iris mata menggunakan metode deteksi tepi dan operasi morfologi”, Universitas Gunadarma, 21 Januari 2011. [9] Kenneth R. Moses, “Automated fingerprint identification system (AFIS)”, Elsevier Academic Press, 2005. | en_US |
dc.description.abstract | Teknologi digital dewasa ini memungkinkan dimanipulasinya citra yang terdistorsi sehingga
dihasilkan bentuk yang lebih baik. Dalam dunia kedokteran sering menggunakan hasil rontgen atau
sinar-X untuk memphoto kondisi tubuh pasien. Dalam bidang keamanan forensik dan keamanan data
komputer banyak menggunakan hasil scan sidik jari yang digunakan sebagai identitas diri. Hasil citra
digital dari kedua proses tersebut berada dalam bentuk skala keabuan yang seringkali tidak fokus,
sehingga hasilnya menjadi kabur dan terdistori. Penelitian ini ditekankan pada perbaikan citra digital
sidik jari, sehingga diharapkan keluaran citra menjadi lebih jelas secara visual serta upaya
menghilangkan pola garis dalam sidik jari yang menumpuk satu dengan lainnya, disamping
mengurangi noise (derau) yang terjadi saat pengambilan citra digital berlangsung. Metode yang
digunakan meliputi penggunaan algoritma powerlaw dengan nilai gamma sebesar 0.53 dan konstanta
1. Selanjutnya dengan menggunakan proses konvolusi ridge regression untuk mendapatkan nilai
deret yang sambung menyambung satu sama lainnya seperti yang ada dalam garis pola sidik jari,
guna mempertegas prediksi nilai yang akan terjadi sehingga saat pola garis rusak akan dapat
diperbaiki. Dari penelitian yang dilakukan, Hasil rata-rata dari beragam citra sidik jari dengan
luasan 312.42 x 247.08 diperoleh nilai untuk SNR sebesar 4.34 dB dan PSNR sebesar 1.23 dB dengan
waktu proses yang diperlukan sebesar 2.87 detik. | en_US |