dc.contributor.author | Sutrisno, Budi | |
dc.contributor.author | Sutama | |
dc.date.accessioned | 2013-06-22T08:23:46Z | |
dc.date.available | 2013-06-22T08:23:46Z | |
dc.date.issued | 2012-06 | |
dc.identifier.citation | Arcaro, Jerome S. ( 1995 ). Quality In Educstion: An Implementation Handbook. Florida, Delray Beach: St. Lucie Press. Becker, Gary S. (1993). Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis With Special Reference to Education (Third Edition). Chicago: The University of Chicago Press. Depdiknas. (2002). Penyelenggaraan School Reform Dalam Konteks MPMBS di SMU. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Dominggo, RT. (1997). Quality Means Survival. Singapore: Prentice Hall. ..................., Republik Indonesia: Biro Perencanaan Depdiknas, dan BAPPENAS. Makmun, Abin S. (2000). Kumpulan Materi Seri Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sallis, Edward. (1993). Total Quality Management In Education. London: Kogan Page Ltd. Spencer, Lyle M & Spencer, Signe M. (1993). Competence at Work, Models for Superior Performance. John Willey & Sons, Inc. Sumarto. (2002). “Faktor-faktor Lingkungan Stratejik Dalam Pengembangan Perguruan Tinggi”. Disertasi. UPI Bandung (Tidak diterbitkan). Tilaar, H.A.R. (2002). Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. Yuniarsih, T. (1997). “Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Manajemen. | en_US |
dc.identifier.issn | 1412-3835 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/3128 | |
dc.description.abstract | Kesadaran tentang pentingnya pendidikan kejuruan untuk senantiasa tanggap terhadap
perubahan tuntutan dunia kerja dan industri, telah mendorong para ahli dan pengambil
keputusan secara terus menerus mengadakan pembaharuan, yang akhirnya menuntut adanya
paradigma baru dalam dunia pendidikan, yaitu adanya pandangan holistik. Konsekuensinya,
manajemen pendidikan kejuruan akan menekankan pada pendekatan yang menyeluruh dan bersifat
global, yang bermuara pada lahirnya dua pembaharuan, yaitu (1) bahwa pendidikan akan menekankan
pada peserta didik “berpikir secara global dan bertindak serta bersifat lokal, dan (2) pembaharuan
bermakna efisiensi, yaitu tidak semata-mata bermakna ekonomis, tetapi meliputi pula keharmonisan
dengan lingkungan, solidaritas dan kebaikan untuk semuanya.
Berdasarkan paradigma baru tersebut, maka tuntutan kualifikasi hasil pendidikan juga akan
berubah, berupa penekanan pada pemilikan kompetensi hard skill dan soft skill pada diri peserta
didik.Sebagai konsekuensi paradigma baru pendidikan kejuruan pada jalur sekolah, dan tuntutan
pembaharuan pendidikannya, maka diperlukan guru-guru dengan kualifikasi dan ketrampilan baru
yang dilengkapi pemilikan serifikat ketrampilan tertentu dari lembaga sertifikat nasional independent.
Untuk itu semua menuntut adanya pembaharuan paradigma bagi lembaga pendidikan guru, aga
mampu menghasilkan lulusan sesuai dengan tuntutan kualifikasi masa new economy di mana
masyarakat senantiasa berubah dengan cepat. | en_US |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | en_US |
dc.subject | Manajemen Pendidikan Kejuruan | en_US |
dc.subject | sekolah berwawasan global | en_US |
dc.subject | new economy | en_US |
dc.title | Manajemen dan Organisasi Sekolah Kejuruan dalam Pembentukan Sekolah Berwawasan Global | en_US |
dc.type | Article | en_US |