dc.contributor.author | Suratno, Pardi | |
dc.date.accessioned | 2013-08-22T09:11:45Z | |
dc.date.available | 2013-08-22T09:11:45Z | |
dc.date.issued | 2013-03-01 | |
dc.identifier.citation | Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta. Gunarwan, Asim. 2000. “Peran Bahasa sebagai Pemersatu Bangsa.” Dalam Bambang Kaswanti Purwo (ed.). Kajian Serba Linguistik: untuk Anton Moeliono Pereksa Bahasa. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan PT BPK Gunung Mulia. Gunarwan, Asim. 2003. “Komunikasi Verbal: Tinjauan sosiolinguistik dan pragmatik. Makalah pada PIBSI 7—8 Oktober 2003. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Halliday, M.A.K. 1968. “The Users and Uses of Language.” Dalam J.A. Fishman. Editor. Reading in the Sociology of Language. The Hague-Paris: Mouton. Hoed, B.H. 2000. “Sebuah Reformasi Budaya telah Terjadi: Sebuah Renungan Linguistik”. Dalam Bambang Kaswanti Purwo. Editor. Kajian Serba Linguistik. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. http://tahulebihdalam.blogspot.com/2011/07/10-bahasa-terbesar- di-dunia bahasa.html#ixzz2EKZfDyUg. Laksono, H.R. Agung. 2000. “Sumpah Pemuda dan Jati diri Generasi Muda.” Dalam Hasan Alwi, Dendy Sugono, dan Abdul Rozak Zaidan. Penyunting. Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi: Pemantapan Peran Bahasa sebagai Sarana Pembangunan Bangsa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Terjemahan M. D. Oka. 1983. The Principles of Pragmatics. London: Longman Group UK. Paisak, Taufik. 2002. Revolusi IQ/EQ/SQ: Antara Neurosains dan AlQuran. Bandung: Mizan. | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-979-1032-99-5 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/3426 | |
dc.description.abstract | Kehidupan masyarakat pada era ini cenderung mengedepankan
demokrasi. Demokrasi yang menonjolkan wacana keterbukaan sangat
dikuasai oleh bahasa. Meski perilaku nonverbal penting, kemampuan
verballah yang menyampaikan berbagai gagasan di dalam dinamika
suatu masyarakat (Hoed, 2000:81). Dalam masyarakat Indonesia,
orang cenderung merendahkan diri. Hal tersebut tecermin dalam
kata-kata yang diungkapkan, misalnya dalam menyampaikan kritik.
Kritik yang pada masa lalu disampaikan secara halus atau sindiran,
pada masa sekarang telah mengalami perubahan. Hal tersebut terjadi
seiring dengan perkembangan pola pikir masyarakat dalam
menghadapi atau menyikapi perkembangan masyarakat dunia.
Bahasa bukanlah sekadar persoalan semantik, melainkan juga
berkaitan dengan persoalan logika, estetika, dan etika. Seseorang yang
berpikir dengan teratur akan tercermin dalam ekspresi bahasa yang
teratur pula. Ekspresi yang menarik menunjukkan kesanggupan
berbahasa untuk menerjemahkan imajinasi. Ketepatan berbahasa
seperti itu tidak hanya mencerminkan disiplin, tetapi juga
keintelektualan. Komunikasi pada tingkat yang lebih bermartabat
bukan lagi sekedar asal saling mengerti, melainkan juga harus
menyiratkan makna yang luhur, benar, dan indah. | en_US |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | en_US |
dc.subject | Bahasa Indonesia | en_US |
dc.title | Kesantunan Berbahasa dalam Perspektif Pembinaan Bahasa | en_US |
dc.type | Article | en_US |