Show simple item record

dc.contributor.authorHuda, Miftakhul
dc.date.accessioned2013-09-02T08:30:27Z
dc.date.available2013-09-02T08:30:27Z
dc.date.issued2013-03-01
dc.identifier.citationChaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta. Djajasudarma, Fatimah. 2009. Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT. Refika Aditama. Hidajat, MS. 2006. Public Speaking dan Teknik Presentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hou, Minghua. 2008. “A New Approach to Public Speaking Course in ESL Classroom. English Language Teaching Vol. 1, No. 2 December 2008, page 67-70. Kompas. 2012. “Tawuran SMA 6 dan SMA 70 Menahun, Ada Apa?”. Edisi 23 Oktober 2012 Kompas. 2012. “Tawuran Antarwarga Kembali Pecah di Lamsel?”. Edisi 28 Oktober 2012. Sastra, Gusdi. 2011. Neurolinguistik Suatu Pengantar. Bandung: Alfabeta. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Suhandang, Kustadi. 2009. Retorika: Strategi, Teknik, dan Taktik Berpidato. Bandung: Nuansa. Tarigan, Henry Guntur. 1981. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbicara. Bandung: Angkasa. Utami, Santi Pratiwi Tri. 2010. “Realisasi Kesantunan Berbahasa: Upaya Pengoptimalan Peran Bahasa Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa”. Proceding Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia XXXII, 8–9 Nopember 2010, halaman 452-459. Wijana, I Putu Dewa. 2010. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Program Studi S2 Linguistik Fakultas Ilmu Budaya UGM Bekerja sama dengan Pustaka Pelajar. Zheng, Shigao. 2012. “Studies and Suggestions on English Vocabulary Teaching and Learning”. English Language Teaching Vol. 5, No. 5; May 2012, 129-137.en_US
dc.identifier.isbn978-979-1032-99-5
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3461
dc.description.abstractIsu kesantunan saat ini menjadi hal yang marak disoroti oleh banyak kalangan, baik guru, sosiolog, psikolog, politisi, pemerhati bahasa, seniman, mahasiswa, maupun budayawan. Isu kesantunan dipandang memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan masyarakat saat ini. Budaya santun yang menjadi jati diri bangsa Indonesia mulai memudar. Unggah-ungguh yang dahulu dijadikan sebagai nilai luhur dan dipegang dengan erat dalam berinteraksi di masyarakat, mulai diabaikan dan dilanggar oleh anggota masyarakat itu sendiri. Sebagai gambaran, mulai terkikisnya budaya santun di masyarakat adalah maraknya kasus tawuran. Kasus tawuran tidak hanya terjadi di satu daerah. Akan tetapi, kasus ini telah terjadi di berbagai tempat dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat dari berbagai usia. Kompas tanggal 23 Oktober 2012 menyebutkan bahwa Humas Polda Metro Jaya mencatat sejak Januari s.d September 2012, terjadi 11 kali tawuran yang menyebabkan lima pelajar tewas di Jakarta. Selain tawuran pelajar, tawuran juga terjadi antarwarga, seperti yang terjadi di Kabupaten Lampung Selatan. Hal tersebut sesuai yang diberitakan Kompas edisi 28 Oktober 2012 bahwa tawuran antarwarga di Kabupaten Lampung Selatan disebabkan oleh kesalahpahaman.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectBahasa Indonesiaen_US
dc.titleOrientasi Kesantunan Dalam Pembelajaran Pidatoen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record