• Login
    View Item 
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Seminar Nasional Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya
    • Prosiding Seminar Nasional Magister Pengkajian Bahasa UMS 2013
    • View Item
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Seminar Nasional Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya
    • Prosiding Seminar Nasional Magister Pengkajian Bahasa UMS 2013
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Berdasarkan Prinsip Dasar Berbahasa pks dan pss di Kalangan Andik SD Berlatar Belakang Budaya Jawa

    Thumbnail
    View/Open
    Full Text (141.6Kb)
    Date
    2013-03-01
    Author
    Prayitno, Harun Joko
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Fungsi interpersonal dan tekstual merupakan fungsi bahasa yang sangat penting dalam jagat berkomunikasi (Halliday, 1978:28; Watts, 1983:116). Fungsi itu mengedepankan pentingnya hubungan sosial-sosietal dalam berkomunikasi dan pentingnya memproduksi ujaran yang baik dan koheren dengan situasi dan kondisi yang diacu oleh ujaran itu. Fungsi bahasa yang demikian mengemban dua prinsip dasar berbahasa, yaitu Prinsip Kerjasama (PKS) dan Prinsip Sopan Santun (PSS). Ujaran yang koheren berhubungan dengan kaidah PKS sedangkan ujaran yang baik dan santun berhubungan dengan PSS (Prayitno, 2009; 2010; 2011; 2012). Kedudukan PSS dalam aktivitas berbahasa bukan saja perlu, tetapi sangat penting (Brown, 1992; Adnan, 2004). Hal itu berkaitan dengan realisasi kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa dapat direalisasikan melalui tindak behasa memberitahukan, mendeklarasikan, mengekpresifkan, menanyakan, dan memerintah. Tindak bahasa (tindak tutur) memerintah merupakan salah satu tindak tutur yang mamainkan peran penting dalam aktivitas berbahasa. Termasuk ke dalam tipologi tindak tutur itu adalah: menyuruh, meminta, mengharap, memohon, menyilakan, mengajak, menasihati, melarang. Keseluruhan tindak itu merupakan tindak bahasa yang paling dominan digunakan di dalam aktivitas berbahasa dalam kehidupan sehari-hari, termasuk siswa SD, khususnya meminta, mengharap, memohon. Hal itu disebabkan oleh kedudukan siswa SD yang secara sosial dan sosietal berkedudukan lebih rendah daripada gurunya. Namun demikian, fenomena pemakaian bahasa menunjukkan bahwa siswa SD seringkali merealisasikannya menjadi memerintah, mengharuskan, bahkan memaksa untuk mencapai maksud yang sama, yaitu meminta, mengharap, memohon.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/3464
    Collections
    • Prosiding Seminar Nasional Magister Pengkajian Bahasa UMS 2013

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV