dc.contributor.author | Rahardi, Kunjana | |
dc.date.accessioned | 2013-09-05T07:49:44Z | |
dc.date.available | 2013-09-05T07:49:44Z | |
dc.date.issued | 2013-03-01 | |
dc.identifier.citation | Bousfiled, Derek and Miriam A. Lacher (eds.). 2008. Impoliteness in Language: Studies on its Interplay with Power in Theory and Practice. New York. Mouton de Gruyter. Culpeper, Jonathan. 2008. ‘Reflections in impoliteness, relational work and power.’ dalam Impoliteness in Language: Studies on its Interplay with Power in Theory and Practice. New York. Mouton de Gruyter. Frase, Bruce. 1990. ‘Perspectives on Politeness’, Journal of Pragmatics 14: 219-236. Huang, Yan. 2007. Pragmatics. New York: Oxford University Press. Leech, Geoffrey N. 1983. Principles of Pragmatics. London: Longman. Levinson, Stephen C. 1987. Pragmatics. London: Cambridge University Press. Locher, Miriam A and Derek Bousfield. 2008. ‘Impoliteness and power in language’ dalam Impoliteness in Language: Studies on its Interplay with Power in Theory and Practice. New York. Mouton de Gruyter. Locher, Mirian A and Richard J. Watts. 2008. ‘Relational work and impoliteness: Negotiating norms of linguistic behavior’ dalam Impoliteness in Language: Studies on its Interplay with Power in Theory and Practice. New York. Mouton de Gruyter. Mey, Jacob L. 1993. Pragmatics: An Introduction. Oxford: Basil Blackwell. _____________. 1998. Concise Encyclopedia of Pragmatics. New York: Pergamon. Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Parker, Frank. 1986. Linguistics for Non Linguists. London: Taylor and Francis Ltd. Rahardi, Kunjana. 2006. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga ______________. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta: Erlangga. Prayitno, Harun Joko. 2011. Kesantunan Sosiopragmatik. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Terkourafi, Marina. 2008. ‘Toward a unified theory of politeness, impoliteness and rudeness.’ dalam Impoliteness in Language: Studies on its Interplay with Power in Theory and Practice. New York. Mouton de Gruyter. Verschueren, Jeff. 2005. Understanding Pragmatics. London: Arnold. Wijana, I. Dewa Putu Wijana. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit Andi | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-979-1032-99-5 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/3467 | |
dc.description.abstract | Studi ihwal kesantunan berbahasa dalam perspektif pragmatik
sekarang ini dapat dikatakan tidak lagi merupakan persoalan
pragmatik baru, terlepas dari fakta bahwa sesungguhnya masih banyak
dimensi kesantunan berbahasa dalam perspektif pragmatik itu yang
belum terkuak dengan secara jelas. Dari sumber yang dapat penulis
jangkau, di dalam lingkup internasional, studi kesantunan berbahasa
semakin meroket sejak Fraser (1990) menjabarkan empat pandangan
kesantunan, yakni (1) kesantunan berbasis norma kemasyarakatan (the
social-norm view), (2) kesantunan berbasis maksim percakapan (the
conversational-maxim view), (3) kesantunan berbasis konsep
penyelamatan muka (the face-saving view), dan (4) kesantunan berbasis
kontrak percakapan (the conversational-contract view) (bdk. Bousfield and
Locher, 2008:1). Sekalipun studi ihwal kesantunan berbahasa dalam
perspektif tertentu sesungguhnya sejak tahun 1920-an sudah mulai
dilakukan di sejumlah negara Eropa (bdk. Prayitno, 2011), misalnya
saja di Perancis, Inggris, Jerman, tetapi secara amat signifikan,
perkembangan pesat studi kesantunan dalam berbahasa itu baru bermula dengan kehadiran konsep Fraser tersebut. (bdk. Rahardi,
2005; 2009) | en_US |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | en_US |
dc.subject | Pragmatik | en_US |
dc.subject | Bahasa Indonesia | en_US |
dc.title | Kontras ‘Goffmanian View of Politeness’ dan ‘Gricean View of Politeness’ dan Implikasinya pada Studi Kesantunan Pragmatik Bahasa Indonesia | en_US |
dc.type | Article | en_US |