Show simple item record

dc.contributor.authorFajrie, Nur
dc.date.accessioned2013-09-26T08:08:08Z
dc.date.available2013-09-26T08:08:08Z
dc.date.issued2013-03-01
dc.identifier.citationBudiningsih, C. Asri. 2008. Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: Rineka Cipta. Dewabrata, Wisnu. 2011. 75 Pemimpin Wayang Inspiratif. Yogyakarta: Crop Circle Corp. Djamarah Syaiful Bachri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung. Ferdiansyah, Farabi. 2010. Kesenian Karawitan, Gamelan Jawa. Jogjakarta: Garailmu. Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan, cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. Haryono, Timbul. 2009. Seni dalam Dimensi Bentuk, Ruang, dan Waktu. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Direktorat Jendral Informasi dan Komunikasi Publik. (2011). Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional Dalam Diseminasi Informasi. Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Manuaba, Putera. “Budaya Daerah dan Jati Diri Bangsa: Pemberdayaan Cerita Rakyat dalam Memasuki Otonomi Daerah dan Globalisasi,”Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, Th XII, No 4, Oktober 1999, 57-66. Mubah, A. Safril. Strategi Meningkatkan Daya Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi. Volume 24, Nomer 4 Hal: 302-308. Surabaya: Fisip Univ. Airlangga. Peursen, van. 1985. Strategi Kebudayaan Yogyakarta: Kanisius. Rif’an, Ali. 2010. Buku Pintar Wayang. Jogjakarta: Garailmu. Rinurbad. 2009. Ayo Bermain Teater. Cirebon: CV. Gunung Djati. Santosa, Imam Budhi. 2011. Saripati Ajaran Hidup Dahsyat dari Jagad Wayang. Jogjakarta: Flashbook Soetarno dan Sarwanto. 2010. Wayang Kulit dan Perkembangannya. Surakarta: ISI Pres Solo. Sutarso, J & Mulyoto, B. (2008). “Wayang Sebagai Sumber dan Materi Pembelajaran Pendidikan Budi Pekerti Berbasis Budaya Lokal”, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 9, No. 1, 1-12 Wiyono, Kawit Mardi. 2009. Mengenal Pandawa dan Kurawa. Semarang: Aneka.en_US
dc.identifier.isbn978-979-1032-99-5
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3486
dc.description.abstractBudaya daerah memiliki kekayaan yang perlu diperhatikan dan ditangani secara cermat, terutama dalam memasuki perkembangan era globalisasi. Pentingnya keberadaan budaya daerah, karena unsur-unsur budaya dalam kenyataannya memberi andil yang sangat besar bagi pembentukan jati diri bangsa dan lebih penting lagi bagi proses regenerasi bangsa kita. Bangsa indonesia adalah bangsa yang mempunyai berbagai macam seni budaya daerah yang berkembang di dalam masyarakatnya. Banyaknya jenis ragam seni budaya yang ada dan berkembang dalam masyarakat menggambarkan kekayaan ragam seni budaya daerah di Indonesia. Ragam budaya tersebut meliputi kebudayaan asli Indonesia yang tersebar di daerah-daerah seluruh wilayah Indonesia dan masih bersifat tradisional. Berhubungan dengan pernyataan bahwa budaya Indonesia sangat menarik untuk dibahas, kita harus sadar diri adanya virus pada budaya asing yang telah berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama, dan harusnya kita harus lebih concern pada budaya Indonesia yang di dalamnya mercakup beranekaragam budaya nusantara. Bukan berarti kita anti terhadap inflasi keberadaan budaya bangsa lain tetapi budaya bangsa lain masih digunakan sebagai perbandingan dalam melestarikan budaya sendiri. Menurut van Peursen (1985:196), “Tanpa dunia luar tidak ada pengalaman batin, kita tidak dapat berbicara mengenai makna dunia atau adanya”. Kita perlu mereposisi secara proporsional keberadaan budaya daerah yang beranekaragam itu dalam konteks budaya budaya asing. Selama ini, keberadaan dan pengembangan budaya daerah kurang mendapat perhatian.en_US
dc.publisherIkatan Alumni MPB bekerja sama dengan Magister Pengkajian Bahasa Program UMSen_US
dc.subjectEtika Pendidikanen_US
dc.titleMedia Pertunjukkan Wayang Untuk Menumbuhkan Karakter Anak Bangsaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record