dc.identifier.citation | Adekunle. AA, J Ellis-Jones, I Ajibefun, RA Nyikal, S Bangali, O Fatunbi and A Ange. 2012. Agricultural innovation in sub-Saharan Africa: Experiences from Multiple-stakeholder Approaches. Ghana: Forum for Agricultural Research in Africa (FARA), Accra. Colborn. T. 2006. A Case for Revisiting the Safety of Pesticides: A Closer Look at Neurodevelopment. Environment Health Perspect. Vol 114 No 1 Hlm 10–17 Cotula, Lorenzo, Moussa Djire and Ringo W. Tenga. 2008. The Right to Food and Access to Natural Resources: Using Human Rights Arguments and Mechanisms to Improve Resource Access for Rural Poor. Rome: Food and Agriculture Organization. Arnold van Huis. 2012. An Innovation Systems Approach to Institutional Change: Smallholder Development in West Africa. Agricultural Systems Journal. 108 (2012) 74–83 Kusnandar dan Marimin. 2003. Pengembangan Produk Agroindustri Jamu dan Analisis Struktur Kelembagaannya. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol 14 No 1 Hlm 40-45. Kusnandar, Totok Mardikanto, dan Agung Wibowo. 2009. Penanggulangan Kemiskinan Melalui Rekayasa Model Kelembagaan Pengembangan Agroindustri Pedesaan Skala Kecil di Kabupaten Karanganyar. Laporan Penelitian Hibah Strategi Nasional. Surakarta: LPPM UNS Lieberherr, Eva. 2009. Policy Relevance of New Institutional Economics: Assessing Efficiency, Legitimacy and Effectiveness. Discussion paper series on the Coherence between institutions and technologies in Infrastructures. Netherlands: Ecole Polytechnique Fédérale de Lausanne, Switzerlan and Delft University of Technology Litbang Deptan. 2007. Kelembagaan Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP). http://www. primatani.litbang.deptan.go.id/index.php ?option=com_content&task. Diakses tanggal 20 Pebruari 2011. Nainggolan, K. 2005 Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat dalam Rangka Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Majalah Pangan Vol XIV No 45 Hlm 3-14. Pranadji, Tri. 2003. Reformasi Kelembagaan dan Kemandirian Perekonomian Pedesaan. Kajian pada Kasus Agribsinis Padi Sawah. Seminar Nasional Peluang Indonesia Mencukupi Sendiri Kebutuhan Beras Nasionalnya. Bogor: Badan Litbang Pertanian Departe- men Pertanian. Prasad, C. Shambu. 2007. Rethinking Innovation and Development: Insights from the System of Rice Intensification (SRI) in India. The Innovation Journal: The Public Sector Innovation Journal, Volume 12 No 2 Tahun 2007 Purwaningsih, Yunastiti, Slamet Hartono, Masyhuri, Jangkung Handoyo Mulyo. 2010. Pola Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Menurut Tingkat Ketahanan Pangan di Provinsi Jawa Tengah, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 11, No 2 Desember 2010 Hlm 236-253. Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta. Saleh, R. Gozali dan Zaini. 2007. Analisis Kelembagaan Sistem Integrasi Padi Ternak. http://www.Bp2tp.litbang.deptan.go.id/ file/wp04_01analisiskelembagaan. Diakses tanggal 12 Mei 2011. Soekartawi. 2002. Prinsip Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sucihatiningsih, DWP. dan Waridin. 2010. Model Penguatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluh Pertanian dalam Meningkatkan Kinerja Usahatani Melalui Transaction Cost: Studi Empiris di Provinsi Jawa Tengah., Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 11, No 1 Juni 2010 Hlm 13-29. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian kualitatifDasar teori dan Terapan dalam Penelitian.Surakarta: UNS Press. Syahyuti. 2004. Model Kelembagaan Penunjang Pengembangan Pertanian di Lahan Lebak: Aspek Kelembagaan dan aplikasinya dalam Pembangunan Pertanian. Bogor: PuslitbangSosial Ekonomi Pertanian. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun model kelembagaan agribisnis
padi organik. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Analisis data
meliputi analisis sistem, analisis kelembagaan, dan interaktif analisis. Hasil analisis menunjukkan
bahwa
sistem agribisnis padi organik
di
Kabupaten Sragen
didukung
oleh superstruktur
yang
kuat yaitu kebijakan
pemerintah pusat berupa
program
Go organik 2010 dan
kebijakan
pemerintah
daerah
berupa
budidaya,
penyuluhan,
pemasaran,
dan sertifikasi. Profil
komunitas
agribisnis
padi
organik
meliputi
petani,
kelompok
tani,
gapoktan,
penyuluh,
asosiasi
petani
padi
organik
(APO),
perusahaan
agroindustri
beras organik,
pemerintah,
dan
konsumen.
Rancang
bangun
model didesain
dengan mengacu
pada
sistem
agribisnis.
Suatu
sistem
agribisnis
yang
lengkap
merupakan
suatu
gugusan industri (industrial
cluster)
yang
terdiri
dari
lima subsistem yaitu:
subsistem agribisnis
hulu (upstream
agribusiness),
subsistem
usahatani
(on farm agribusiness),
Subsistem hilir
(downstream
agribusiness),
sub-
sistem penunjang (supporting system agribusiness), dan subsistem pemasaran. | en_US |