Show simple item record

dc.contributor.authorSyahza, Almasdi
dc.contributor.authorSuarman
dc.date.accessioned2013-09-27T03:04:23Z
dc.date.available2013-09-27T03:04:23Z
dc.date.issued2013-06
dc.identifier.citationAlim, Muhammad Kholikul. 2007. Negara Vs. Kemiskinan di Pedesaan, http://uploadoverload.blogs.friendster. com/my_blog/2007/07/negara_vs_kemi s.html, 10 Agustus 2007. Bappeda. 2010. Data Statistik Otonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, Pemda kabupaten Kepulauan Meranti. Selat Panjang: Bappeda. Richardson. 2001. Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. terjemahan Paul Sitohang. Jakarta: Penerbit FE-UI. Syahza, Almasdi. 2007a. Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan Berbasis Agribisnis di Daerah Riau. Penelitian Fundamental DP2M. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Syahza, Almasdi., 2007b. Percepatan Pemberdayaan Ekonmomi Masyarakat Pedesaan dengan Model Agroestate Berbasis Kelapa Sawit, dalam Jurnal Ekonomi, Th.XII/ 02/Juli/2007. Jakarta: PPD&I Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Syahza, Almasdi. 2008. Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan Melalui Pemberdayaan Koperasi Berbasis Agribisnis di Daerah Riau. Penelitian Fundamental DP2M. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Syahza, Almasdi. 2009. Kelapa Sawit, Dampaknya terhadap Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan di Daerah Riau. Penelitian Hibah Kompetensi (tahun Pertama) DP2M. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Syamsuar. 2010. Harapan Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Makalah pada seminar: Peluang dan Tantangan Kabupaten Meranti dalam Mewujudkan Otonomi Dae- rah. Riau, Pekanbaru: Balitbangda Provinsi. Zainal, Rusli. 2010. Menciptakan Kabupaten Kepulauan Meranti Sebagai HinterlandFree Trade Zone Batam. Makalah padaseminar: Peluang dan Tantangan Kabupaten Meranti dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Riau, Pekanbaru: Balitbangda Provinsi.en_US
dc.identifier.issn1411-6081
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3501
dc.description.abstractPelaksanaan pembangunan, khususnya di wilayah pesisir di provinsi Riau belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama yang berdiam di daerah pedesaan. Terjadinya kesenjangan antara daerah pedesaan dan perkotaan disebabkan karena bias dan distorsi pembangunan yang lebih banyak berpihak kepada ekonomi perkotaan. Akibatnya timbul daerah-daerah tertinggal yang miskin dan terkebelakang. Strategi pengembangan desa tertinggal di kabupaten Bengkalis adalah pembangunan sektor pertanian berbasis agribisnis, karena sebagian besar penduduknya merupakan petani dan nelayan. Dalam upaya memacu pembangunan dari sisi aspek ekonomi dan sosial di daerah tertinggal, maka program pembangunan pedesaan harus memproritaskan tiga aspek utama, yaitu: 1) Peningkatan Ekonomi Rakyat (Mengentaskan Kemiskinan); 2). Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Kebodohan); 3). Pembangunan Infrastruktur.en_US
dc.publisherlppmumsen_US
dc.subjectdesa tertinggalen_US
dc.subjectkemiskinanen_US
dc.subjectekonomi pedesaanen_US
dc.subjectmengentaskan kemiskinanen_US
dc.titleSTRATEGI PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL DALAM UPAYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAANen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record