Show simple item record

dc.contributor.authorPutrie, Yulia Eka
dc.contributor.authorMaslucha, Luluk
dc.date.accessioned2013-10-04T09:30:31Z
dc.date.available2013-10-04T09:30:31Z
dc.date.issued2012-03-01
dc.identifier.citationAltman, I. 1975. The Environment and Social Behavior. Monterey, CA: Wadsworth Budi, Bambang Setia. 2004. “A Study on the History and Development of the Javanese Mosque. Part 1: A Review of Theories on the Origin of the Javanese Mosque”. Journal of Asian Architecture and Building Engineering. Vol. 3 No. 1 May 2004. h. 189-195 Faqih, Muhammad, dkk. 1992. Tipologi Arsitektur Masjid-Tanpa-Arsitek. Lembaga Penelitian Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Laporan Penelitian Tidak Diterbitkan. Holahan, CJ. 1976. ”Environmental Change in psychiatric setting: A social system analysis”. Human Relations February 1976 vol. 29 no. 2 p. 153-166en_US
dc.identifier.isbn978-979-1032-99-5
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3528
dc.description.abstractSebagian besar masjid di Indonesia dirancang, dibangun, dan dikembangkan oleh masyarakat. Masjid-masjid berbasis masyarakat ini memiliki kedekatan psikologis dengan masyarakat sekitar karena masjid-masjid ini tumbuh dan berkembang bersama kebutuhan dan dinamika masyarakat. Bagaimanapun, keberadaannya jarang disadari sebagai objek yang potensial untuk dikaji dan diteliti. Karenanya, penelitian arsitektur perilaku dengan fokus pola perilaku dan teritorialisme dilakukan untuk mengetahui bagaimana rasa memiliki yang ada dalam diri masyarakat mempengaruhi pola perilaku mereka di masjid tersebut. Penelitian ini menggunakan metode place centered mapping dan dilakukan di tiga masjid di Malang, yaitu Masjid An-Nur Jagalan, Masjid Gading Pesantren, dan Masjid Jami’ Kauman. Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara teritorialisme pengguna masjid yang merupakan masyarakat setempat dengan pengunjung. Terdapat pula perbedaan pola perilaku yang signifikan di zona ruang dalam masjid dengan zona peralihan dan zona ruang luar masjid. Penelitian ini juga menunjukkan signifikansi fungsi teras dan halaman masjid yang multifungsional dalam mewadahi berbagai fungsi sosial masjid, baik untuk kegiatan yang terencana maupun tidak. Keberadaan ruang luarnya ternyata juga mampu menggantikan ketiadaan ruang publik yang memadai bagi masyarakat sekitar. Penelitian ini mengusulkan beberapa rekomendasi mengenai desain arsitektural masjid berbasis masyarakat yang lebih mendukung berbagai fungsi sosial kemasyarakatan di lingkungannya dan lebih terbuka bagi masyarakat.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectmasjid berbasis masyarakaten_US
dc.subjectpola interaksien_US
dc.subjectruang publiken_US
dc.subjectteritorialismeen_US
dc.titleMasjid Berbasis Masyarakat dan Signifikansinya Sebagai Ruang Publiken_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record