dc.identifier.citation | Departemen Pekerjaan Umum. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, (PUBI, 1971), Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 1989. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton SK SNI M14-1989, Penerbit Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 1991. Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991, Yayasan LPMB Puslitbang Pemukiman Balitbang PU, Jakarta. Kusuma, G.H., Kole, P. dan Sagel. 1994. Pedoman Pengerjaan Beton, Erlangga, Jakarta. Murdock, L.J. dan K.M. Brook. 1991. Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan Stephanus Hindarko, Erlangga, Jakarta. Nawy, E. G. 1990. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, PT. Eresco, Cetakan Pertama, Bandung. Sukandar,R.1990. Bahan Galian Industri, UGM Press, Yogyakarta. Sutarti, M., dan Rachmawati, M. 1994. Zeolit Tinjauan Literatur, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta. Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton, PT. Nafiri, Jakarta. Waskita, A.H.2004.Variasi Penambahan Kadar Zeolit Sebagai Bahan Aditif Terhadap Kuat Tekan dan Porositas Beton, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. | en_US |
dc.description.abstract | Pembangunan infrastruktur teknik sipil di Indonesia masih banyak memilih material beton sebagai
struktur utama. Salah satu material penyusun beton adalah semen yang berfungsi sebagai bahan
pengikat bersama air dengan komposisi sekitar 25% - 40%. Harga semen relatif mahal dibandingkan
dengan material penyusun beton yang lain. Pada penelitian ini digunakan limbah blotong yang berasal
dari limbah padat proses pembuatan gula pasir yang diharapkan dapat mengganti semen. Penggunaan
limbah blotong dalam penelitian ini karena limbah blotong belum banyak digunakan kemanfaatannya
yang selama ini hanya di buang begitu saja di lahan milik pabrik gula. Limbah ini berasal dari bahan
dasar berupa kapur dan belerang. Secara umum bahan tersebut susunan utamanya banyak mengandung
Ca dan S.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dan porositas beton dari tiap-tiap persentase
pengurangan semen akibat penambahan limbah blotong dalam campuran adukan beton dan untuk
mengetahui persentase optimum pengurangan semen akibat penambahan limbah blotong dalam
campuran adukan beton sehingga diperoleh kuat tekan yang maksimum serta porositas yang minimum.
Metode perencanaan campuran dalam penelitian ini adalah metode SK SNI T-15-1990-03 dengan faktor
air semen 0,3 dan 0,5. Benda uji dibuat dengan cetakan silinder 15 x 30 cm untuk uji kuat tekan dan
benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm untuk uji porositas. Persentase pengurangan semen akibat penambahan
blotong adalah 0%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35% dan 40%. Pengujian dilaksanakan pada umur 28 hari.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian limbah blotong dapat mengantikan semen sebagai
bahan dasar campuran beton. Meskipun hasil analisis menunjukkan bahwa kuat tekan beton yang
menggunakan limbah blotong cenderung lebih rendah antara 1,073% sampai dengan 10,09% pada fas
0,5 dan lebih rendah 6,61% sampai dengan 17,94% pada fas 0,3 pada seluruh prosentase pengurangan
semen, namun secara keseluruha, beton dengan penambahan limbah blotong mampu mempertahankan
nilai kuat tekannya sebagai beton struktur sebesar 24 MPa sampai dengan 28 MPa. Adapun dari hasil
analisis menunjukkan bahwa rembesan mengalami kenaikan sampai dengan 19,48% pada fas 0,3 dan
15,59% pada fas 0,5. | en_US |