dc.identifier.citation | Anonim, 2009, Modul Praktikum Bahan Perkerasan, Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Erbreeht, R., konig, H., 2003, Tabel Referensi Lengkap, (matematika, fisika, astronomi, kimia, biologi, dan informatika), Berlin: Volk und Wissen Sunarjono, S., Riyanto, A., Sugiyatno, Sudjatmiko, A., 2008, Studi Mekanika Aspal, Mekanika Tanah Dan Rekayasa Alat Untuk Bahan Perkerasan Jalan, Proposal Inpru UMS, diakses Tanggal 21 Desember 2012. http://teknik.ums.ac.id/?pilih=news&aksi=lihat&id=123. Sunarjono, S., Riyanto, A., Sugiyatno, Sudjatmiko, A., 2009, Studi Mekanika Aspal, Mekanika Tanah Dan Rekayasa Alat Untuk Bahan Perkerasan Jalan, Laporan Akhir Tahap Tahun I, Inpru UMS. Suyadharma, H., Wigroho, H. Y., 1998, Alat-alat Berat, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Wikipedia, 2009, Circular segment, Diakses Tanggal 21 Desember 2012, http://en.wikipedia.org/wiki/Circular_segment. | en_US |
dc.description.abstract | APRS (Alat Pemadat Roller Slab) telah dimanufaktur di Laboratorium Teknik Sipil UMS. APRS adalah
alat untuk memadatkan campuran aspal. Secara khusus, alat ini digunakan untuk menyiapkan benda uji
di laboratorium. Alat ini dibuat untuk menyesuaikan proses pemadatan yang ada di lapangan, yaitu
mendekati tandem roller. Alat yang baru ini perlu dievaluasi kinerjanya, terutama untuk mengetahui
apakah seluruh komponen alat telah mampu menghasilkan produk yang berkualitas, mudah
dioperasikan, serta aman bagi operatornya. Artikel ini melaporkan hasil penelitian pengembangan
komponen APRS dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya. Penelitian dilakukan menggunakan
metode review desain dan pengamatan langsung kinerja APRS. Hasil pengamatan dianalisis untuk
mengetahui kebutuhan komponen tambahan APRS. Komponen tambahan kemudian didesain sebagai
blueprint pelaksanaan manufaktur. Berdasarkan review desain awal APRS diketahui beberapa
kekurangan, yaitu (a) alat ini belum secara penuh bersesuaian dengan model pemadatan di lapangan
karena hanya menggunakan roda baja, (b) struktur kerangka perlu diperkuat, (c) kecepatan roda tidak
dapat bervariasi, dan (d) desain awal masih kurang stabil dan perlu perbaikan agar dapat bekerja lebih
maksimal. Berdasarkan uji coba APRS diketahui ada beberapa kekurangan, yaitu: (a) kesulitan
mengangkat roda dan batang tekan karena terlalu berat, (b) kesulitan saat mengeluarkan sampel dari
loyang, (c) pencampuran aspal tidak praktis dan sulit dikerjakan, (d) belum dilengkapi komponen beban,
(e) terjadi retakan pada permukaan sampel karena gilasan yang belum tuntas. Kriteria yang digunakan
dalam pengembangan komponen APRS adalah: (1) aman pada waktu menaikkan beban roller dan beban
dengan pemberat, (2) aman saat menuangkan benda uji pada loyang/meja kerja, (3) aman pada waktu
menurunkan beban roller dan beban dengan pemberat, dan (3) aman waktu menjalankan APRS supaya
tidak ada kecelakaan. Berdasarkan analisis menyeluruh disimpulkan bahwa APRS masih memerlukan
lima komponen tambahan. Kelima komponen telah didesain dan sebagian telah dimanufaktur. Lima
komponen tersebut adalah: (1) pemasangan trolli, (2) extruder, (3) dudukan core drill, (4) mixer, (4)
beban tambah, dan (5) penambahan roda karet. | en_US |