dc.identifier.citation | ACI. 1979. State-of-Art Report on High Strength Concrete, ACI Material Journal Committee Report, ACI Committee 363, United States of America. ASTM. 1982. Standard Specification for Chemical Admixture for Concrete, American Society for Testing Materials, ASTM C 494-82 Philadelphia. ASTM. 1992. Standard Spesification for Concrete Agregates, American Society for Testing Materials, ASTM C 33, Philadelphia. ASTM. 1976. Standard Spesifications for Lightweight Agregates for Struktural concrete, American Society for Testing Materials, ASTM C 330, Philadelphia. Budiyana, T. 1998. Pengaruh Gula Pasir Terhadap Kuat Tekan Beton, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, (PBI, 1971), Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum. 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Junianto, R. 2003. Penambahan 0,2% Gula Pasir untuk Memperpanjang Waktu Ikatan dan Mengurangi Jumlah Semen pada Campuran Beton Butir Maksimum Agregat 20 mm dengan Faktor Air Semen 0,4, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. LPMB. 1990. Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1990-03, Yayasan LPMB Puslitbang Pemukiman Balitbang PU, Bandung. Murdock, L.J, Brook K.M. 1991. Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan Stephany Hindarko, Erlangga, Jakarta. Moerdokusumo, A. 1993. Pengawasan Kualitas dan Teknologi Pembuatan Gula di Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Priyanto, B.H. 2004. Analisis Kuat Tekan dan Tarik Beton Mutu Tinggi dengan Penambahan Fly Ash pada Perendaman Air Laut, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Setiawan, Y. 2003. Penambahan 0,2% Gula Pasir untuk Memperpanjang Waktu Ikat dan Mengurangi Jumlah Semen pada Campuran Beton Butir Maksimum Agregat 20 mm dengan Faktor Air Semen 0,45, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. Subakti, A. 1995. Teknologi Beton Dalam Praktek, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Suparno dan Sudarmanto. 1991. Bahan Ajar Proses Pengolahan Gula Tebu, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. Supartono, F.X. Perencanaan Campuran Beton Mutu Tinggi, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jakarta. Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton, PT Naviri, Yogyakarta. Utomo, A.T. 2001. Pengaruh Penambahan Limbah Briket Batubara dan Bestmittel Terhadap Kuat Tekan Beton, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta | en_US |
dc.description.abstract | Beton banyak digunakan karena keunggulan-keunggulannya antara lain kuat tekan beton tinggi, mudah dalam perawatan, mudah dalam pembentukan, serta mudah mendapatkan bahan susun. Kualitas beton bergantung pada bahan-bahan penyusunnya. Semen merupakan salah satu bahan penyusun beton yang bersifat sebagai pengikat agregat pada campuran beton. Besarnya kuat beton dipengaruhi beberapa hal antara lain: fas, jenis semen, gradasi agregat, sifat agregat, dan pengerjaan (pencampuran, pemadatan dan perawatan), umur beton, serta bahan kimia tambahan (admixture). Penelitian ini mencoba memanfaatkan kondisi alam Indonesia maupun pemanfaatan bahan-bahan lokal yang memungkinkan dilaksanakannya pembuatan beton bermutu tinggi, yaitu beton dengan kekuatan lebih dari 41,1 MPa. Dengan pemilihan bahan penyusun beton yang tepat dan dengan variasi campuran antara bahan penyusun dan bahan adhitif ( mineral admixture ) pada rancangan beton diharapkan akan mendapatkan beton mutu tinggi. Pada penelitian ini menggunakan variasi penambahan abu arang briket dan variasi penambahan larutan gula dengan fas 0,3. Variasi penambahan abu arang briket yang digunakan adalah 0%, 10%, 20%,
30% dan 40% dari berat semen, sedangkan variasi penambahan larutan gula adalah 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat semen. Umur pengujian 14 hari dengan benda uji silinder Ø 15 cm dan tinggi 30 cm. Mix design menggunakan Metode ACI Committee
211. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan tambah larutan gula dan abu arang briket batubara terhadap kuat tekan beton serta untuk mengetahui berapa persentase penggunaan bahan tambah larutan gula dan abu arang briket batubara sehingga didapat hasil kuat tekan yang maksimal. Hasil pengujian kuat tekan rata-rata didapatkan angka optimum dari variasi penambahan abu arang briket dan variasi penambahan larutan gula. Angka optimum tersebut terletak pada penambahan abu arang briket 20% dari berat semen dan penambahan larutan gula 5% dari berat semen. Hasil kuat tekan rata- rata tersebut adalah 58,839 MPa. Penambahan abu arang briket 20% dan larutan gula 5% dari berat semen dapat meningkatkan kuat tekan beton sampai 138,28% dari beton normal yaitu sebesar 24,693 MPa | en_US |