dc.identifier.citation | Anonim. 1999. Kebiasaan Minum Teh. http/www.date.com/articles/artikelartikel/. Anonim. 2001. Kolesterol. http/www.Changjaya Abadi.com/022.htm. Anonim. 2001. http/www.Sosro.com/Indonesia/Info_ahli_sosro.htm. Anonim. 2001. Kolesterol. http/www.Indomedia.com/Intisari/2001/Mei.htm. Clark, J.M. 1964. Experimental Biochemistery, W.H. Freeman and Company, San Fransisco. Dalimartha, S. 2002. 36 Resep Tumbuhan Obat Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 1-2, 4, 8-11, 49-57. Dumadi, Suryatmi Retno. 2002. Risiko Kolesterol Darah Dan Diet Lemak. Jakarta Pusat: Peneliti Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Ergo Industri. Ganong, W.F. 1979. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. Guyton. 1983. A. C, 1987. Fisiologi Kedokteran, vol. 2, edisi 5, terjemahan Adji Dharma dan Lukmanto P. Jakarta: ECG. Himam, 1999. Teh Kombucha Minuman Kesehatan dari Timur Jauh. Http/ www.Brawijaya.acid/student/techno/technologi % 20. Techno6a.htm. Kertohoesodo, Suharto. 1987. Pengantar Kardiologi. Jakarta: UI Press. Kreutler, A.P. 1980. Nutrition in Perspective. Prentice-Hall Inc. New Jersey: Englewood. Krisnatuti P, Diah dan RinaYenrina. 1999. Perencanaan Menu Bagi Penderita Jantung. Jakarta: Arcan. Larsheslet. 2002. Kolesterol Yang Perlu Am\nda Ketahui. Jakarta: Ke Saint Blanck. Linder, Maria C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: UI Press. Marvyn, Leonard. 1991. Hipertensi. Jakarta: Arcan. Mc Gilvery, Robert W dan Gerald W. Goldstein. 1996. Biokimia. Jakarta: Airlangga University Press. Mc. Gowen dan Mary P. 2001. Menjaga Kebugaran Jantung. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mayes, P.A. 1997. Biokimia Harper. Alih Bahasa Andry Hartanto. Jakarta: EGC. Hal 226-288, 633-654. Nadesul, Handrawan. 1992. Hipocrates. Jakarta: Archan. Naland, Henry. 2003. Kombucha Teh Ajaib Pencegah Dan Penyembuh Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka. Patel, Chandra Dr. 1998. Penyakit Jantung. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Petch, Michael. 1995. Penyakit Jantung. Jakarta: Arcan. Prawirokusumo, Suharto.1990. Biokimia Nutrisi. Yogyakarta: BPFE. Plownan, P.N. 1995. Endocrinology And Metabolik Disease. Canada: John Wiley dan Sons P 855-873. Purborini, Anik dan Tuti Rahayu 2003. Pengaruh Waktu Inkubasi pada Fermentasi Cairan Kopi dengan Inokulan “Kultur Kombucha” Terhadap Kadar Alkohol dan Tanin. Jurusan Biologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Sekarindah, T. 1997. Peran Diet Pada Pencegahan Aterosklerosis Majalah Kedokteran Indonesia. Volume. No.4 hal 181-186. Siaw, Soen L. 1994. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Surakarta: Dabara Bengawan. Soeharto, Iman.2001. Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sitepoe, Mangku. 1992. Kolesterolfobia Keterkaitannya dengan Penyakit Jantung. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Soeharto, Iman. 2001. Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suhardjo-Clara M. Kusharto. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius. Tuti Rahayu dan Prapti Mulyani, Titik. 2003. Pengaruh Waktu Inkubasi pada Fermentasi Cairan Kopi dengan Inokulum “Kultur Kombucha” Terhadap Kadar Gula Reduksi, Daya Antibiotik, dan Pembentukan Asam. Jurusan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Tehnologi dan Konsumen. Jakarta: Gramedia. ______. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wirahadikusumah, Muhammad. 1985. Biokimia. Bandung: ITB. | en_US |
dc.description.abstract | Kolesterol merupakan jenis lemak normal yang ada dalam darah, tetapi
kolesterol dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis
yang akhirnya akan berdampak pada penyakit jantung koroner. Salah satu pengobatan
alternatif yang tidak menimbulkan efek samping adalah dengan pemanfaatan
kombucha. Kombucha awalnya dikenal kombucha tea(KT) sekarang telah
berhasil dikembangkan kombucha coffee(KC) Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari perbedaan pengaruh KC dan KT terhadap perubahan kadar kolesterol
darah tikus putih (Rattus norvegicus L). Pada penelitian ini menggunakan hewan
uji tikus putih jantan, galur WS, umur 2 bulan dengan rata-rata 200 g. Metode
penelitian yang digunakan adalah experimen dengan rancangan acak lengkap 2
faktor yaitu dosis dan frekuensi sehingga setiap macam kombucha menjadi 5
kelompok perlakuan yaitu K0 (Kontrol), K1.1 (dosis 1,8 ml / 200 g BB / 1x/hari),
K1.2 (dosis 1,8 ml / 200 g BB / 2x/hari), K2.1 (dosis 2,7 ml / 200 g BB / 1x/hari),
dan K2.2 (dosis 2,7 ml / 200 g BB / 2x/hari). kombucha coffee diberikan per-oral
selama 35 hari. Parameter yang diukur adalah kadar kolesterol darah tikus putih
pada awal dan akhir perlakuan. Data dianalisis dengan anava dua jalur dan
dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cairan KC
mampu menurunkan kadar kolesterol darah tikus putih lebih banyak dibandingkan
KT. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cairan KC lebih berpengaruh
terhadap kadar kolesterol darah tikus putih disbanding KT dan dosis pemberian
cairan kombucha coffee yang paling efektif menurunkan adalah dosis 2,7 ml/
200 g BB selama 35 hari dengn frekuensi 2 kali sehari. | en_US |