dc.identifier.citation | Amal, Ichlasul, 1988. “Pengatar”, dalam Ichlasul Amal (ed.), Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: Tiara Wacana. Azra, Azyumardi, 2009. “Politik Kepentingan”, dalam Republika, Kamis 7 Mei 2009. Firdaus,Robitul, 2010. Pemisahan Kekuasaan dan Organisasi Negara dalam Sistem Pemerintahan Islam (Studi Komparatif terhadap Dustur al-Islamy Hizbut Tahrir dan Qanun asasi NII.Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Friedrich Carl J. 1967. Constitutional Government and Democracy: Theory and Practice in Europe and America. Waltham Mass: Blaisdell Publishing Company. Hagopian, Mark N., 1978. Regimes, Movements, and Ideologies: A Comparative Introduction To Political Science. New York: Longman Inc. Hakim, Khalifa Abdul, 2008.Islamic Ideology. Lahore: Institute of Islamic Culture Hawari, Muhammad, 2003. Politik Partai Islam Meretas Jalan Baru Perjuangan Partai Politik Islam, terj.: Syamsuddin Ramadhan SF. Bogor: IDeA Pustaka Utama. Heywood,Andrew, 2004. Political Theory An Introduction, Third Edition.New York: Palgrave Macmillan. Macridis, Roy C., 1988. “Pengantar Sejarah, Fungsi dan Tipologi Partai-Partai”, dalam Ichlasul Amal.1988. “Pengatar”, dalam Ichlasul Amal (ed.), Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: Tiara Wacana. Nabhani, Taqiyuddin an-. 2008. Pembentukan Partai Politik Islam, terj.: Zakaria, Labin dkk., Jakarta: HTI Press. Neumann, Sigmund, 1963. “Modern Political Parties”, dalam Harry Eckstein dan David E. Apter (ed.). 1983.Comparative Politics: A Reader. London: The Free Press of Glencoe. Republika, Selasa 12 Pebruari 2008; Rabu 2 November 2011. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman, 2008.Terori Sosiologi dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern, terj: Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Soltau, Roger H., 1961. An Introduction to Politics. London: Longmans Green & Co. UU Nomor 8/2012 tentang Pemilu Legislatif. | en_US |
dc.description.abstract | Partai Islam Ideologis pernah mengalami kesuksesan di Indonesia pada tahun
1955 yang dipresentasikan oleh Masyumi dan NU, dan pada tahun 1977 oleh Partai
Persatuan Pembangunan (PPP). Namun kesuksesan tersebut tidak dapat melampaui
kesuksesan partai non-Islam yang mendapatkan suara cukup signifikan, sehingga partai
Islam ideologis tetap kalah.Era reformasi memberikan perluang munculnya partai
ideologis atau partai yang berazaskan Islam, misalnya Partai Bulan Bintang (PBB).
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan PPP sendiri yang telah lolos verifikasi untuk
mengikuti pemilihan umum, selain partai yang memiliki basis masa organisasi massa
Islam, misalnya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Nasib partai-partai ini tidak jauh berbeda dengan partai ideologis pada masa Orde
Lama dan Orde Baru.Untuk itulah perlu ada gagasan cerdas untuk menghadirkan
partai ideologis misalnya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai peserta pemilu yang
memperjuangkan syareat Islam di Indonesia, tetapi apakah partai ideologis ini memiliki
prospek? Artikel ini akan mencoba memberikan jawaban. | en_US |