Lansekap Kultural Kawasan Gunung Majasto sebagai Salah Satu Pusat Permukiman Islam di Jawa Masa Pra Kolonial Belanda
Abstract
Kompleks masjid dan makam di puncak Gunung Majasto memiliki tata masa bangunan yang
unik. Puncak gunung merupakan pusat kawasan. Di tempat tersebut terdapat masjid, bangunan
tempat tinggal (yang diangap sebagai keraton), pelataran dengan pohon beringin dianggap sebagai
alun-alun) sebagaimana komponen lansekap pada pusat permukiman Jawa. Namun demikian
konfigurasi dan orientasi komponen berbeda dengan pusat permukiman maupun rumah-rumah
tradisional Jawa sebagaimana beberapa hasil penelitian sebelumnya. Di sisi lain keberadan masjid
dan makam mengantar pada dugaan bahwa lansekap di Puncak Gunung Majasto merupakan salah
satu bentuk konfigurasi pusat permukiman Islam di Jawa pada masa lalu. Selain untuk mengetahui
kategori lansekap, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui factor yang mempengaruhi
bentukan lansekap tersebut.
Penelitian kualitatif ini menggunakan metoda deskriptif komparatif, membandingkan antara
fakta lapangan dengan hasil penelitian terdahulu. Keberadaan masjid dan makam memberi lingkup
kajian yang lebih terfokus pada konfigurasi permukiman Islam di Jawa pada masa lalu.
Setelah dilakukan komparasi ditemukan hasil penelitian berupa (1) Kawasan Gunung Majasto
merupakan salah satu pusat permukiman Islam di Jawa generasi awal setara dengan era Demak; dan
(2) Kolonial Belanda diperkirakan menjadi salah satu factor yang mempengaruhi perubahan pola
lansekap pusat permukiman Islam sehingga terdapat perbedaan antara pola pusat permukiman Islam
pada masa sebelum dan sesudah era Kolonial Belanda (Kraton Kartasura dan sesudahnya).