dc.identifier.citation | Gantini, Christina, (1996),"Tipologi Bangunan", Buku ajar Jurusan Teknik Arsitektur Winaya Mukti Hidayati, Rini, dan Setyowati, Suryaning, (2012), “Tipologi Tapak Masjid di Surakarta”, Prosiding Seminar Nasional Arsitektur Islam Seri #2”, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Koentjaraningrat, (2002), " Pengantar Ilmu Antropologi", Rineka Cipta, Jakarta Setyowati, Suryaning, (2007), " Pengaruh Arsitektur kraton Kasunanan Surakarta Terhadap Gaya Arsitektur Bangunan Pemerintah Kota Surakarta", Thesis S2, UGM | en_US |
dc.description.abstract | Sebuah kelurahan biasanya ditandai oleh sebuah bangunan kantor kelurahan yang dibangun diantara
kerja pemerintahan desa. Kantor kelurahan termasuk bangunan formal yang kehadirannya memberi
ciri khusus daerah tertentu. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif. Fokus
penelitian adalah bangunan kantor kelurahan yang melayani birokrasi pemerintahan tingkat desa di
wilayah kota Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan sampling purposif dengan
variabel yang dikaji utama pada aspek ; fasad atau wajah bangunan, bentuk bangunan, penampilan
bangunan, ornamen bangunan dan setting bangunan. Hasil penelitian karakteristik bangunan
kelurahan di Kota Surakarta dari aspek fasad pemakaian elemen gapura sebagai karakteristik yang
menonjol, dari aspek bentuk, sebagian besar bangunan menggunakan bentuk arsitektur tradisional
Jawa khususnya bentuk Joglo, dari aspek penampilan bangunan kecenderungan tidak memiliki
karakteristik tertentu tetapi dijumpai warna dinding krem, warna kusen coklat dan atap berwarna
coklat natural menjadi kecenderungan pada bangunan. Hampir semua sampel tidak ditemukan
ornamen khusus. Bangunan memiliki kecenderungan menjorok ke dalam dan terdiri dari beberapa
massa bangunan merupakan karakteristik dari aspek seting bangunan. Dapat disimpulkan bahwa
karakteristik bangunan kelurahan di wilayah Kota Surakarta mencirikan bangunan tradisional Jawa
khususnya Joglo sebagai bentuk rumah tinggal tradisional Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa
bangunan kelurahan sebagai bangunan pemerintah tingkat desa sekaligus sebagai rumah bagi
seluruh warga untuk melakukan aktifitas birokrasi dan kemasyarakatan sehingga karakteristiknya
mencerminkan budaya lokal. | en_US |