Dampak Fatherless terhadap Perkembangan Psikologis Anak
View/ Open
Date
2013-06-01Author
Sundari, Arie Rihardini
Herdajani, Febi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kekuatan kepribadian anak merupakan hasil dari pengasuhan dan penanganan
yang baik dari kedua orangtuanya, ayah dan ibu. Ketika salah satu dari kedua orangtuanya
tidak hadir, maka terdapat ketimpangan dalam perkembangan psikologisnya. Kepribadian,
kesehatan mental dan pertahanan diri dari stress akan terasa sulit ditangani oleh anak yang
tidak genap mendapati pengasuhan dari kedua orangtuanya. Fatherless menjadi menarik
terkait dengan timpangnya pengasuhan orangtua. Seorang anak yang mengalami fatherless
akan berisiko terjadinya juvenile delinquent atau drop-out dari bangku sekolahnya. Makalah
ini ditulis untuk dapat mengeksplorasi sampai sejauh mana dampak fatherless pada
perkembangan psikologis anak. Untuk kemudian dapat diperoleh tindakan yang perlu
dilakukan dan antisipasi yang dapat dilakukan terkait dengan pengasuhan dan peranan oleh
ayah dalam pendidikan. Metode yang digunakan adalah telaah kepustakaan yaitu menelaah
literatur-literatur. Didapatkan pemahaman bahwa fatherless adalah ketiadaan peran dan figur
ayah dalam kehidupan seorang anak. Hal ini terjadi pada anak-anak yatim atau anak-anak
yang dalam kehidupan sehari-harinya tidak memiliki hubungan yang dekat dengan ayahnya.
Ketiadaan peran-peran penting tersebut akan berdampak pada rendahnya harga diri (selfesteem),
adanya perasaan marah (anger), malu (shame) karena berbeda dengan anak-anak
lain dan tidak dapat mengalami pengalaman kebersamaan dengan seorang ayah yang
dirasakan anak-anak lainnya. Kehilangan peran ayah juga menyebabkan seorang anak akan
merasakan kesepian (loneliness), kecemburuan (envy), selain kedukaan (grief) dan
kehilangan (lost) yang amat sangat, yang disertai pula oleh rendahnya kontrol diri (selfcontrol),
inisiatif, keberanian mengambil resiko (risk taking), dan psychology well-being,
serta kecenderungan memiliki neurotik.