Show simple item record

dc.contributor.authorHidayah, Rifa
dc.date.accessioned2013-12-13T08:08:55Z
dc.date.available2013-12-13T08:08:55Z
dc.date.issued2013-06-01
dc.identifier.citationBarret, L.F. (2006). Solving the emotion paradox: categorization and the experience of emotion. Personality and Social psychology Review. 10, 1. 20-46. Baumrind, D. (1968). Authoritarian VS authoritative parental, control. Adolescence, 3, 255- 272. Baumrind, D. (1991). the Influence of parenting style on adolescent competence and subtance Abuse. Journal or Early Adolescence, 11 (1), 56 – 95 Berkowitz, L. (1989). Frustration-aggression hypothesis. examination and reformulation. Psychological Bulletin, 106, 59 – 73.Berry, D.S., & Hansen,J.S. (1996). Possitive affect, negative affect, and social interaction. Journal of Personality and Social Psychology, 71 (4), 796-809. Bierman, K. L., Miller, L. C., & Stabb, D. S. (1987). Improving the social behavior and peer acceptance of rejected boys : effect of social skill training with instructions and prohibitions, Journal of Consulting and Clinical Psychology, 55 (2), 194-200. Bierman, K. L., & Furman, W. F. (1986). The effect of social skill training and peers involvement on the social adjustment of preadolescent, Child Development, 55, 151-162. Bierman, K. L. (1986). Process of change during social skill training with preadolescents and its relation to treatment outcome, Child Development, 57, . 230-240. Birren, J. E., & Sloane, R. B. (1980). Hanbook of mental health and aging. New Jersey: Prentice Hall. Chapman, G., & Campbell, R. (2000). Lima bahasa kasih untuk anak-anak (terjemahan Meitasari Tjandrasa), Interaksara, Batam. Covey, F. (2005). An Interview with franklin covey. Diakses dari http://www.franklincovey.com. Tanggal. 20 Januarii 2012 Elkind, D., & Weiner. (1978). Developmental of child. New York: Jhon Willey & Sons, Inc Erawati, M. (2004). Gaya pengasuhan authoritatif, perkembangan kognisi dan gender typing anak. Tesis. Yogyakarta: UGM. Feinberg, M.R. (2005). The effective psychology for manager. http://www.tao.infoproduk.com. Gunarsa, SD. (2001). Menyikapi periode kritis pada anak dan dampaknya pada profil kepribadian; bunga psikologi perkembangan pribadi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Halonen, J.S., & Santrock, J.W. (1999). Psychology, context and application. New York : McGraw-Hill Company,Inc. Kail R.V., & Nelson, W.R (1993). Developmental psychology. Prentice Hall, New Jersey. Kreitner, R., & Kinici, A. (2003). Organization behavior. New York: McGraw-Hill Companies Inc. Küpers, W. (2001). A phenomenology of embodied passion and the demotivational realities of organization. Paper. To be presented at CSM 2001, Manchester at the stream. Larson, R. W. (2000). Toward a psychology of positive youth development. American Psychologist. 55, 170 – 183. LeFebvre, Joan E. (2004). Parenting the prescholer, what your parenting style www.uwex.edu/ces/flp/pp/pdf/style.pdf, di akses tanggal 12 Mei 2012 Martina, P., Novembrie, Sugoto, Sri Siuni, & Kartika, Aniva. (2003). Gaya pengasuhan orangtua dan kematangan sosial anak slow learner. Laporan Penelitian. Temu Ilmiah Nasional III IPPI : Yogyakarta. Monk, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (1988). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Padmonodewo, S. (2001). Intervensi dini suatu usaha alternatif guna meningkatkan kualitas bangsa; bunga rampai psikologi perkembangan pribadi dari bayi sampai lanjut usia. Jakarta: UIPen_US
dc.identifier.isbn9789796361533
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3976
dc.description.abstractEmosi positif sangat dibutuhkan anak. Anak yang memiliki emosi positif akan lebih mudah beradaptasi dengan orang lain dan mampu menyelesaikan berbagai masalah. Salah satu peran orangtua dalam mengembangkan emosi positif anak adalah melalui pengasuhan authoritative. Sebab dengan gaya pengasuhan authoritative orangtua menerapkan pola asuh secara demokratis dengan memberi kebebasan pada anak untuk bertindak namun tetap berdasarkan aturan, pengawasan yang luwes dengan tuntutan, serta adanya komunikasi. Orangtua dapat mengembangkan beberapa cara dalam pengasuhan authoritative. Pertama menciptakan lingkungan yang kondusif dengan mengutamakan mendidik anak secara kasih sayang. Kedua menumbuhkan rasa aman dan nyaman pada anak. Ketiga menciptakan hubungan emosional yang positif antara anak dan orangtua. Keempat menciptakan kepuasan pada anak melalui wawasan, pengalaman dan contoh penanaman karakter melalui pendidikan dan sosialisasi. Kelima orangtua memberikan rasa aman melalui kehangatan, pemberian perhatian, pengertian dan kasih sayang orangtuanya, dan keenam mengembangkan keteladanan melalui nilai-nilai afeksi dan emosi positif. Orangtua yang menerapkan gaya authoritative cenderung menunjukkan sikap fleksibel, responsif dalam merawat anak. Dengan demikian pola asuh authoritative menjadikan anak memiliki emosi positif, sikap mandiri, percaya diri, imajinatif, mudah beradaptasi, motivasi tinggi untuk berprestasi.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectanaken_US
dc.subjectemosi positifen_US
dc.subjectgaya pengasuhan authoritativeen_US
dc.titleMenanamkan Emosi Positif Anak Melalui Gaya Pengasuhan Authoritativeen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record