dc.identifier.citation | al-Albani, M. Nasiruddin Kedudukan Sunnah dan Penjelasan tentang Inkarussunnah, http://as-sunnah.cjb.net., diakses pada tanggal 20 Nopember 2012 Abd al-Hayy al-Farmawi. 1977 Al-Bidayah fi at-Tafsir al-Maudhu’i (al-Hadharah al-Arabiyah). Kairo. Luqmanul Hakim, Fenomena Inkarussunnah dalam Perkembangan Sejarah, Inovatio, Vol VII No 14, Desember 2008. M. Syuhudi Ismail. 1995, Hadis Nabi Menurut Pembela, Pengingkar dan Pemalsunya. Jakarta: Gema Insani Pers. Al-Utsaimin, Syaikh Muhammad bin Shalih. Ushul fi Tafsir.http://www. ibnothaimeen.com al-Khatib, Muhammad Ajaj. 1989. Ushul al-Hadis: Ulumuhu wa Mustalahuhu. Kairo: Darul Fikr. Dokumen investigasi MUI Surakarta, 2012 Maarif Jamuin dn Nunung Mutmainnh, “Sunni Alternatif di Surakarta” dalam Suhuf, Vol 24 No 2, 2012. Rekaman Dialog dengan MUI Sukoharjo, 12 Nopember 2012 CD Rekaman kajian Minardi dengan judul Al-Quran sebagai Furqan. Sepuluh kriteria kesesatan hasil Munas MUI tahun 2005. CD rekaman kajian dengan judul “Hati-hati terhadap Sunnah”. CD vol 1. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengungkap metodologi yang
dipakai Minardi Mursyid dalam memahami Al-Quran. (2) Me-ngungkap
ada dan tidaknya bukti-bukti yang menguatkan bahwa Minardi Mursyid
mengajarkan paham inkarussunnah. Setelah melakukan penelitian
dengan metode kepustakaan dan dokumenter, kajian content maka
penelitian ini berkesimpulan Metode pemikiran Minardi Mursyid dalam
memahami Al-Quran, hanya bertumpu kepada pemikiran sendiri. Tidak
mau merujuk kepada kitab-kitab Hadis, kaedah-kaedah dan peangkat
penafsiran al-Quran Pe-mahaman yang demikian dapat membuat
pemahaman seseorang terhadap Al-Quran menjadi jauh dari makna
yang sesungguhnya dari al-Quran, bahkan bisa menjadi sesat dan
menyesatkan. Adapun metode pemahaman Minardi Mursyid terhadap
hadis serta pan-dangan terhadap kitab-kitab hadis menunjukkan
dengan jelas bahwa Minardi Mursyid dan LPPA Tauhid menyebarkan
paham Inkarus-sunnah. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya
penjelasan dan uraian penafsiran al-Quran yang dilakukan tidak
pernah merujuk kepada hadis atau sunnah Nabi yang termaktub dalam
kitab-kitab hadis, seperti Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai, Abu Dawud
dan sebagainya. Bahkan dengan getol bahwa mereka yang legitimate
dari kalangan sahabat. Sikap inkarussunnah yang dimiliki LPPA
Tauhid dan Yayasan Tauhid Indonesia (Yatain) yang diikuti dengan tuduhan keji kepada para sahabat, pada ulama muhadditsin dapat
digolongkan kepada aliran yang sesat dan menyesatkan. | en_US |