dc.identifier.citation | AASHTO, (1990), Standard Specifications For Transportation Material And Methods of Sampling and Testing, Part II, “Test”, Fifteenth Edition, Washington,D.C. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU, Standar Nasional Indonesia, Metode Campuran Aspal Dengan Alat Marshall, SNI 06-2489-1991; SK SNI M-578-1990-03. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU, Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Berat Jenis Aspal Padat, SNI 06-2441-1991; SK SNI M-30-1990-F. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU, Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus, SNI 03-1970-1990; SK SNI M-10-1989-F. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU, Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar, SNI 03-1969-1990; SK SNI M-09-1989-F. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU, Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Daktilitas Bahan-bahan Aspal, SNI 06-2432-1991; SK SNI M-18-1990-F. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU, Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles, SNI 03-2417-1991; SK SNI M-02-1990-F. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU, Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus Dan Kasar, SNI 03-1968-1990; SK SNI M-08-1989-F. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU, Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Penetrasi Bahan-bahan Bitumen, SNI 06-2456-1991; SK SNI M-21-1990-F. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU, Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Titik Lembek Aspal Dan Ter, SNI 06-2434-1991; SK SNI M-20-1990-F. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU, Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Titik Nyala Dan Titik Bakar Dengan Cleveland Open Cup, SNI 06-2433-1991; SK SNI M-191990-F. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Jalan, Kumpulan Makalah Teknologi Bahan, Tjitjik, W.S., (1994), Pengalaman Melakukan Pengujian Mutu Aspal Keras di Laboratorium. Sukirman, S., (2003), Beton Aspal Campuran Panas, Granit, Jakarta. Sukirman,. S., (1992), Perkerasan Lentur Jalan Raya, NOVA, Bandung. Sukirman, S. , (2010), Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur, NOVA, Bandung. | en_US |
dc.description.abstract | Dunia saat ini sedang berada dalam ancaman pemanasan global. Pemanasan global berpengaruh
dalam perencanaan suatu konstruksi bangunan dan memiliki peran besar terhadap perubahan
lingkungan di permukaan bumi ini, terutama bahan konstruksi dari pemanfaatan sumber daya alam
yang jumlahnya semakin terbatas.Transportasi darat di Indonesia merupakan moda transportasi yang
paling dominan dibandingkan moda transportasi lainnya. Kondisi transportasi darat moda jalan di
Indonesia semakin mengkhawatirkan terutama kerusakan pada konstruksi perkerasan jalan, oleh
karena itu, diperlukan adanya inovasi untuk dapat mengurangi efek pemanasan global yang terjadi
dalam dunia konstruksi terutama dalam konstruksi perkerasan jalan sehingga dapat menghasilkan
suatu bahan konstruksi perkerasan jalan yang ramah lingkungan dengan kualitas keawetan yang
tinggi untuk mengurangi biaya pemeliharaan berlebih dan menghindari kerusakan pada perkerasan
dalam umur yang singkat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh penggunaan PS
Ball pada campuran beton aspal. Kinerja beton aspal ditentukan melalui pengujian benda uji yang
meliputi: penentuan berat volume benda uji, pengujian nilai stabilitas, pengujian kelelehan (flow),
perhitungan Marshall Quotient, perhitungan berbagai jenis volume pori dalam beton aspal (VIM,
VMA, dan VFA), dan perhitungan tebal selimut atau film aspal. Hasil analisis menunjukkan bahwa
penambahan PS Ball berpengaruh pada campuran beton aspal dan semakin banyak persentase PS
Ball dalam campuran beton aspal semakin menurunkan nilai stabilitas. Selain itu penambahan PS
Ball dalam campuran beton aspal menyebabkan nilai VIM meningkat, sehingga menyebabkan
campuran semakin bersifat keropos (porous). | en_US |